Jadi saat membaca berita laut ulat turi Andik itu, aku tak heran sama sekali. Justru aku bertanya-tanya, sekudet apa anak-anak kota itu sehingga tak tahu bahwa ulat turi, ulat enau, ulat kelapa, dan ulat sagu itu bisa dan biasa dimakan?
***
Ulat turi itu tergolong langka, susah diperoleh. Jauh lebih mudah mendapatkan ulat enau, kelapa, dan sagu -- tiga jenis ulat yang sama saja.
Disebut ulat turi karena dia hidup di dalam lubang pada batang bawah pohon turi tua. Pencari ulat turi harus jeli melihat adanya lubang pada batang pohon. Kalau sudah ketemu, lubang dibuka menggunakan golok. Nah, di dalamnya mesti ketemu ulat turi warna putih bersih. Kalau lagi mujur, bisa dapat ukuran besar, misalnya 10 cm.
Seperti uat enau, kelapa dan sagu, ulat turi biasa dikonsumsi setelah dipanggang atau digoreng. Kalau mau lebih nikmat, bisa juga dipepes. Kalau tak sabaran, ya, langsung dimakan hidup-hidup juga boleh. Tega?
Dulu aku tahunya ulat enau itu enak. Begitu saja. Tak pahamlah soal kandungan gizinya yang ternyata "wow".Â
Aku asumsikan kandungan nutrisi ulat turi itu samalah dengan ulat sagu, kelapa, atau enau. Hasil analisis kandungan gizinya begini. Per 100 gram mengandung nutrisi protein 5.8 gram, lemak 21.6 gram, karbohidrat 5.8 gram, dan serat 2.8 gram. Ada kandungan mineral juga: kalsium, fosfor, zinc, besi, natrium, kalium, tembaga, vitamin B12, thiamin, niacin, vitamin E (tokoferol), dan asam lemak omega (3, 6, 9). [1]
Bayangkan betapa lengkapnya kandungan gizi dan mineral dalam tubuh ulat turi atau ulat sagu, kelapa dan enau itu. Itu bukti betapa hebatnya pengetahuan lokal orang desa tentang sumber-sumber nutrisi dan mineral bermutu tinggi di alam sekitar.Â
Ulat sebagai bahan makanan memang bukan hal baru bagi komunitas-komunitas berbagai etnis di pedesaan nusantara. Ulat sagu misalnya jamak sebagai bahan pangan di Maluku dan Papua. Sagu di sana bukan hanya sumber bahan pangan berupa tepung sagu. Tapi juga sumber ulat sagu, bahan makanan protein tinggi.
Menurut Dr.Ir. Annis Catur Adi, MS, ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, karena kandungan nutrisi dan mineralnya tinggi maka ulat (turi/sagu/kelapa/enau) baik untuk dikonsumsi anak-anak dalam usia tumbuh-kembang. Ulat itu bagus untuk pencegahan stunting, bila dikonsumsi oleh para ibu hamil dan anak balita. [2]