Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ulat Goreng, Solusi Stunting di Pedesaan

17 Oktober 2023   13:30 Diperbarui: 20 Oktober 2023   16:06 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ulat turi goreng, lauk makan siang Andik, siswa SD Meguri V Bojonegoro (Foto: radarbojonegoro/jawapos.com)

Jadi saat membaca berita laut ulat turi Andik itu, aku tak heran sama sekali. Justru aku bertanya-tanya, sekudet apa anak-anak kota itu sehingga tak tahu bahwa ulat turi, ulat enau, ulat kelapa, dan ulat sagu itu bisa dan biasa dimakan?

Ulat turi goreng, lauk makan siang Andik, siswa SD Meguri V Bojonegoro (Foto: radarbojonegoro/jawapos.com)
Ulat turi goreng, lauk makan siang Andik, siswa SD Meguri V Bojonegoro (Foto: radarbojonegoro/jawapos.com)

***

Ulat turi itu tergolong langka, susah diperoleh. Jauh lebih mudah mendapatkan ulat enau, kelapa, dan sagu -- tiga jenis ulat yang sama saja.

Disebut ulat turi karena dia hidup di dalam lubang pada batang bawah pohon turi tua. Pencari ulat turi harus jeli melihat adanya lubang pada batang pohon. Kalau sudah ketemu, lubang dibuka menggunakan golok. Nah, di dalamnya mesti ketemu ulat turi warna putih bersih. Kalau lagi mujur, bisa dapat ukuran besar, misalnya 10 cm.

Seperti uat enau, kelapa dan sagu, ulat turi biasa dikonsumsi setelah dipanggang atau digoreng. Kalau mau lebih nikmat, bisa juga dipepes. Kalau tak sabaran, ya, langsung dimakan hidup-hidup juga boleh. Tega?

Dulu aku tahunya ulat enau itu enak. Begitu saja. Tak pahamlah soal kandungan gizinya yang ternyata "wow". 

Aku asumsikan kandungan nutrisi ulat turi itu samalah dengan ulat sagu, kelapa, atau enau. Hasil analisis kandungan gizinya begini. Per 100 gram mengandung nutrisi protein 5.8 gram, lemak 21.6 gram, karbohidrat 5.8 gram, dan serat 2.8 gram. Ada kandungan mineral juga: kalsium, fosfor, zinc, besi, natrium, kalium, tembaga, vitamin B12, thiamin, niacin, vitamin E (tokoferol), dan asam lemak omega (3, 6, 9). [1]

Bayangkan betapa lengkapnya kandungan gizi dan mineral dalam tubuh ulat turi atau ulat sagu, kelapa dan enau itu. Itu bukti betapa hebatnya pengetahuan lokal orang desa tentang sumber-sumber nutrisi dan mineral bermutu tinggi di alam sekitar. 

Ulat sebagai bahan makanan memang bukan hal baru bagi komunitas-komunitas berbagai etnis di pedesaan nusantara. Ulat sagu misalnya jamak sebagai bahan pangan di Maluku dan Papua. Sagu di sana bukan hanya sumber bahan pangan berupa tepung sagu. Tapi juga sumber ulat sagu, bahan makanan protein tinggi.

Menurut Dr.Ir. Annis Catur Adi, MS, ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, karena kandungan nutrisi dan mineralnya tinggi maka ulat (turi/sagu/kelapa/enau) baik untuk dikonsumsi anak-anak dalam usia tumbuh-kembang. Ulat itu bagus untuk pencegahan stunting, bila dikonsumsi oleh para ibu hamil dan anak balita. [2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun