Begitulah. Aku ini sejatinya anak kaldera raksasa di Toba yang pada suatu ketika berkunjung ke kaldera kecil di Bromo Jawa Timur.
Pada kunjungan 2015 itu, tak terpikir olehku bahwa kawah Bromo bisa terbakar. Betul dia sumber api yang tak kunjung padam. Tapi dia tak akan membakar diri sendiri. Kecuali meletus hebat seperti kejadian 1974.
Kaldera Toba juga tak membakar diri sendiri. Setidaknya setelah letusan terdahsyat sejagad 74.000 tahun lalu. Letusan yang pada akhirnya menghasilkan air (Danau Toba) dan tanah (Samosir, Uluan, Toba Holbung) yang permai.
***
Kebakaran adalah hasil perbuatan bodoh.
Karena itu hanya orang-orang yang, entah sengaja atau tidak, berbuat bodoh yang mungkin menyebabkan kebakaran hutan, sabana, dan lingkungan lain.
Setidaknya itu yang kupelajari dari peristiwa-peristiwa kebakaran hitan pinus di kampungku dulu. Tindakan bodoh yang berulang, tanpa solusi cerdas.
Aku pikir kini, Toba dan Bromo itu dipertalikan tindakan-tindakan bodoh yang menyebabkan kebakaran hebat.
Cinta membuatmu bodoh. Api asmaranya bisa membakar habis apa saja.Â
Itulah yang terjadi di Sabana Bromo. Flare, simbol cinta yang membara sampai mengepulkan asap ke udara, dari dua sejoli yang pre-wedding, telah membakar 504 ha padang sabana dan hutan di Bromo.