Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toba dan Bromo: Tentang Bodoh yang Tak Kunjung Padam

25 September 2023   09:51 Diperbarui: 25 September 2023   17:50 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebakaran hutan bukan hal asing bagiku. Semasa kanak-kanak di kampung Panatapan (pseudonim) Toba tahun 1960-an, aku beberapa kali menyaksikan kebakaran hutan pinus saat kemarau. Kadang di sebelah timur kampung, di lereng Gunung Simanuk-manuk. Lain waktu di hutan pinus sebelah barat kampung.

Tak pernah terungkap siapa pembakarnya atau mengapa terbakar. Desas-desus yang beredar, ada orang sembarangan buang puntung rokok.  Lalu bisik-bisik, "Kebakaran itu disengaja. Demi proyek."

Memang betul, proyek reboisasi datang seusai kebakaran. Pemborong merekrut tenaga upahan untuk gali lubang tanam. Bibit pinus baru ditanami lagi. Pemborong dapat untung, warga desa dapat uang. Semua senang.

Selanjutnya, mantri kehutanan sesekali inspeksi di tepi hutan. Sembari mengingatkan warga kampung berhati-hati. Jangan bakar-bakar sembarangan. Jangan buang puntung rokok seenaknya. Terutama saat musim kemarau.

Para orangtua juga mengingatkan anak-anaknya tentang hal itu. Guru-guru di sekolah juga mengajarkan hal serupa.

Tapi kemudian orang lupa. Masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing. Sampai hutan pinus terbakar lagi.

Hutan Kaldera Toba di dinding lembah Paropo,Silahisabungan, Kabupaten Dairi, kembali terbakar pada hari Rabu tanggal 18/9/2019 (Foto: medan.tribunnews.com) 
Hutan Kaldera Toba di dinding lembah Paropo,Silahisabungan, Kabupaten Dairi, kembali terbakar pada hari Rabu tanggal 18/9/2019 (Foto: medan.tribunnews.com) 

Tahun 1996 aku berkunjung ke Tongging dan Paropo, di pantai utara Danau Toba. Sebelum turun ke Tongging, aku lihat lereng Gunung Sipiso-piso di sisi kiri jalan berwarna hijau pupus oleh tunas ilalang yang baru kebakaran. Di lembah Paropo, aku melihat dinding lembah tertutup ilalang dan beberapa tegakan pohon pinus. "Sering terbakar," kata orang situ, saat kutanyakan soal vegetasi yang rada aneh itu.

Demikianlah siklus kebodohan itu terjadi di Toba. Tak ada ujung-pangkalnya. Tak jelas juga siapa yang telah bertindak  bodoh dan kebodohan macam apa yang telah dilakukannya. Tapi jelas bahwa kebakaran hutan adalah buah dari kebodohan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun