Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Skripsi Ora Skripsi Sing Penting Kompetensi

3 September 2023   20:00 Diperbarui: 4 September 2023   00:03 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengerjakan skripsi (Pixaba)

Ketika teman-temannya pulang ke kampus IPB tahun 1965, Kasim tetap bertahan selama 15 tahun di Waimital untuk membantu warga desa itu meraih kemajuan. Dia berhasil menggalang swadaya petani membuka jalan desa, membangun jaringan irigasi, mencetak sawah baru, dan meningkatkan produktivitas usahatani. Hasilnya Waimital menjadi desa termaju di Seram Barat.

Kasim dijemput pulang ke IPB tahun 1979 dan dianugerahi gelar insiniur tanpa skripsi. Sebagai formalitas, dia hanya diminta menuliskan pengalamannya membangun masyarakat tani di Waimital. Tulisan itu (72 halaman) diselesaikan dengan bantuan teman-temannya.

Kasim Arifin meraih gelar insiniur pertanian bukan di jalur skripsi tapi di jalur karya. Kemajuan masyarakat tani Waimital adalah bukti nyata kompetensi Kasim sebagai sarjana agronomi.

Dengan kualitas yang jauh di bawah Kasim Arifin, aku juga lulus sarjana pertanian tanpa skripsi dari Departemen Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian (Sosek) IPB.

Ceritanya waktu itu, paruh pertama 1980-an, tugas akhir mahasiswa Sosek IPB adalah praktek lapang. Lalu menulis laporan praktek lapang itu, menyeminarkannya, dan mempertanggung-jawabkan isinya di hadapan dosen pembimbing.

Waktu itu aku praktek lapang di Pemukiman Transmigrasi Tulangbawang, Lampung Utara. Topiknya performa penyuluhan pertanian. Fokusnya evaluasi proses dan hasil penyuluhan pertanian di desa-desa transmigrasi. Menganalisis beda teori di buku dan fakta empiris di lapangan.

Ketika aku menyerahkan laporan final praktek lapang itu kepada Prof. Sajogyo, pembimbingku, beliau langsung meneken lembar pengesahan. "Konsultasi selama penyusunan laporan itu kan sama dengan ujian," jawabnya saat aku minta diuji. "Cepat mendaftar untuk wisuda." Beliau mengusirku keluar dari ruangannya.

Sekarang inipun, jalur kelulusan non-skripsi sudah ditempuh di sejumlah perguruan tinggi kita. Sekolah-sekolah tinggi dan akademi-akademi seni misalnya menetapkan penilaian kompetensi lululusan berdasar karya. Semisal karya komposisi musik, koreografi tarian, lukisan, dan film pendek.

Sejumlah universitas negeri dan swasta juga telah menerapkan jalur non-skripsi untuk penetapan kelulusan. Lazimnya menggunakan jalur publikasi artikel ilmiah di jurnal nasional terakreditasi SINTA 2 atau 3. Atau jalur prestasi finalis kompetisi ilmiah tingkat nasional atau internasional.

Jadi Permendikbudristek 53/2023 itu sejatinya lebih merupakan pengangkatan opsi jalur kelulusan non-skripsi menjadi kebijakan nasional. Dalam rangka memfasiltasi kompetensi-kompetensi kesarjanaan non-teoretikal, yaitu manajerial dan teknikal.

Sama Sulit atau Mudahnya

Tadi aku mengutip peribahasa "lepas dari mulut harimau masuk mulut buaya". Itu untuk mengingatkan bahwa opsi skripsi dan non-skripsi itu sama sulitnya atau mudahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun