Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Nasib Malang Seekor Tikus Ganjen Pelanggar HAM

1 Juni 2023   19:06 Diperbarui: 1 Juni 2023   20:49 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin siang, aku sedang duduk ngompi sambil ngeteh di meja dapur.  Sedang enak sendiri begitu, eh, tiba-tiba seekor tikus nongol di pojok dapur.

Bah, ganjen banget itu tikus, ya! Dari mana pula datangnya?

Otomatis refleks kusambar golok She Tan andalan, dong. Eh, saat kuayunkan golok, tikus itu berkelit lalu secepat kilat menyusup ke bawah mesin cuci. Kuoprak-oprak, dia gak nongol-nongol. 

"Baiklah," kataku dalam hati. "Kubikin gak nyaman kau di situ." Kuduga, tikus itu bersembunyi di dalam mesin cuci.

Segera kuisi mesin cuci dengan pakaian kotor, sabun, dan pewangi. Tekan tombol ini dan itu, "wurrrr", mesin cuci beroperasi. Goncang, goyang, dan bising. "Rasakan!" umpatku.

Hanya soal waktu saja.

Benarlah begitu. Tikus itu keluar dari bawah mesin cuci. Lalu lari melesat ke balik kompor gas.  

Bah, ngajak main petak umpet dia. Ganjen betul, ya.

Aku sebenarnya langsung memainkan jurus Golok She Tan Membelah Duren. Tapi, ya, begitulah. Dasar sudah lansia, gerak menjadi lamban, tikus itu lolos lagi dari tebasan golokku.

"Baiklah " kataku sambil menyarungkan golokku. "Kita adu otak saja." Aku yakin menang kalau adu otak, tapi menyerah kalau adu lari. Soalnya volume otak  tikus kan jauh, jauh, jauh sekali lebih kecil dibanding volume otakku.

Sedungu-dunguny manusia, meminjam kosa kata favorit Rocky Gerung,  pastilah jauh lebih cerdas ketimbang seekor tikus. Kecuali "tikus" itu ahlinya ahli korupsi, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun