Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Logika dan Etika, Kritik untuk Admin Kompasiana

17 Maret 2023   15:30 Diperbarui: 17 Maret 2023   19:07 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses berpikir logis dan etis (Sumber: qubisa via gramedia.com)

***

Dua contoh artikel di atas, satu untuk menunjukkan ketaklogisan dan satu lagi immoralitas, terjaring secara acak dari sekian banyak AU di Kompasiana.  

Saya kebetulan membacanya karena isunya menarik.  Tapi kemudian pembacaan itu berujung kecewa.  Saya merasa dibodohi dan diajak melakukan hal buruk.

Kalau cukup rajin melakukan kurasi AU Kompasiana, saya yakin cukup banyak ditemukan kelemahan terkait logika dan moral. 

Ambil contoh topik pilihan edukasi privilese. Entah bagaimana pemahamannya sehingga sejumlah penulis topik itu menganggap privilese sebagai konsekuensi dari kekakayaan. Padahal privilese itu adalah hak istimewa yang melekat pada status sosial eksklusif. Sedangkan kekayaan hanya berimplikasi kemudahan akses sosial, ekonomi, dan politik.

Tapi kemudian sejumlah kompasianer menyamakan begitu saja privilese dan akses dalam tulisannya.  Akibatnya, tulisan-tulisan itu bukan saja menjadi sesat logika, tapi juga membodohi pembaca.

Dengan mengkritik mutu kurasi artikel oleh Admin Kompasiana seperti ini, saya tak hendak menunjuk diri sendiri sebagai serba logis dan etis.  Tidak, sama sekali tak macam itu.  

Saya jelas punya keterbatasan dan, karena itu, selalu terbuka menerima kritik terkait aspek logika, etika, dan estetika pada artikel-artikel yang saya tulis.  Termasuk artikel ini.

Namun Admin Kompasiana seyogyanya berada pada posisi dan tanggungjawab yang lebih krusial, karena menggawangi sebuah media sosial skala nasional bahkan dunia. Kualitas konten, dilihat dari aspek logika dan etika, tentu dipertaruhkan di sini.

Jangan sampai timbul penilaian bahwa Kompasiana itu, lewat tayangan AU, mempromosikan nilai-nilai ketaklogisan dan immoralitas ke ruang publik.  Itu artinya kami, mayoritas kompasianer yang tak tahu-menahu soal itu, akan terbawa juga cemar namanya. (eFTe)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun