Konteksnya Imlek. Sekali lagi, kebetulan saja Imlek baru lewat.
Aku kebetulan tergabung dalam satu  WAG yang anggotanya mayoritas, atau nyaris semua, adalah rekan-rekan peraya Imlek.
Nah, tepat pada Hari Raya Imlek 2574 tanggal 22 Januari 2023 yang lalu, WAG penuh dengan ucapan selamat. Gaya dan bentuknya macam-macam. Tapi intinya sama saja. Semoga rejeki mengalir seperti air di tahun Kelinci Air 2023.
(Tapi hujan tidak turun di Jakarta tanggal 22 Januari 2023 yang lalu. Padahal tahun Kelinci Air.)
Jelas tak ada masalah dengan isi segala ucapan itu. Semua baik dan indah.
Masalahnya adalah arah ucapan. Semuanya searah.Â
Persisnya, semua menyampaikan ucapan Selamat Tahun Baru Imlek. Tapi tak seorang pun membalas semua ucapan itu dengan kata "Terimakasih."
Jadi? Ya, itu, searah.
Ucapan-ucapan yang bersifat searah itu adalah ciri kerja. Semacam instruksi yang tak perlu dibantah, paham atau tidak paham.Â
Begitulah. Dalam suasana Imlek, yang seharusnya menjadi momen silaturahmi, tindakan orang-orang tetap dalam bingkai "kerja", bukan "komunikasi".
Sekali lagi, ini kebetulan saja baru Imlek, ya. Lebaran, Natal, dan lainnya juga begitu.