Relung damai dan indah itu disimbolkan oleh sudut-sudut tertentu di kuburan yang, jika dipandang dalam perspektif "kuburan sebagai lokus penyempurnaan", terlihat sebagai saujana damai dan indah.
Sebagai contoh saja.
Saya menemukan satu lorong asri, berupa jalan setapak berpagar tegakan pohon-pohon glodokan besar. Di antara tegakan pohon itu ada bangku-bangku besi.
Saya membayangkan, di lorong itu manusia hidup dan hantu orang mati dapat berbagi bangku, duduk bersama, menikmati suasana damai, tenang, dan indah. Dibelai semilir angin yang mengundang kantuk.
Satu contoh lagi.
Sebuah pemandangan hutan kecil, setidaknya jika dilihat dari jauh.Â
Rerimbunan pohon-pohon glodogan dan tanjung itu memancarkan rasa damai, disamping juga keindahan. Sesuatu yang tak selalu bisa didapatkan di tanah Jakarta yang telah menjadi hutan beton dan aspal.
Bahkan pertetanggaan antara orang hidup dan mati pun bisa menciptakan kedamaian dan keindahan kolaboratif. Seperti terlihat pada foto kepala artikel ini.Â
Dari sudut pandang tertentu, kuburan -- rumah masa depan -- dengan latar rumah warga setempat menciptakan saujana damai dan indah.