Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ketika Ayah Tuah Membela(i) Dua Perempuan

9 Januari 2023   05:06 Diperbarui: 10 Januari 2023   06:04 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artikel keempat tentang pisang oleh Pak Tjip (Tangkapan layar Kompasiana.com)

Padahal Engkong tidak menertawakan puisi mereka, lho. 

Cuma terbahak lantaran geli saat baca frasa yang menabrak logika. Sekalipun itu atas nama majas yang berlindung di balik punggung licentia poetica.

Frasa yang kumaksud adalah "lubang sumur" pada larik puisi Lilik Fatimah ini:

"Kucari ia di setiap sudut rumah. Di dapur, di lubang sumur, di kolong tempat tidur." ("Lelaki yang Berbahaya").

Lalu frasa "punggung kabel listrik" pada larik puisi Ayu Diahastuti ini:

"Kepada burung-burung gereja yang bertengger di punggung kabel listrik." ("Puisi Kita Sore Lalu").

Ini puisi, kata Ayah Tuah. Aduh, siapa juga bilang essai, Ayah.

Licentia poetica, katanya lagi. Ya, tentu saja. Bukan license to kill ala James Bond.

Iya, deh, Ayah. Tapi masa ketawa geli aja dianggap nyakitin, sih?

***

Kata Ayah Tuah, frasa lubang sumur itu majas pleonasme. Melebih-lebihkan atau, istilah gaulnya, lebay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun