Pakai metode hewani? Burung gereja bertengger di punggung kabel, kampret bergelantung di perutnya?
Lebih mungkin adalah depersonifikasi. Semisal hati Ayah Tuah serasa tersengat saat melihat Ayu tersenyum ke arahnya -- bukan kepadanya, lho. Lalu dia menulis selarik puisi: "Kukira kau kabel listrik telanjang."
Maksudnya, kesetrum, gaes!
Atau antropomorfisme? Menggunakan bentuk terkait manusia untuk non-manusia. Punggung manusia menjadi punggung kabel.
Ya, bisa aja sih. Tapi rasanya kok maksa, ya. Takada serambut-dibelah-tujuhpun kesebangunannya.Â
Licentia poetica? Iya, tahu. Tapi jangan menafikan logika juga, kale.Â
Keindahan janganlah mengkhianati akal sehat.
***
Kata Ayah Tuah, Engkong Felix itu traumatik pada kata "lubang" dan "punggung".Â
Pernah, katanya Engkong diminta Berta gali lubang. Baru tiga cangkulan, eh, langsung letoy. Sejak itu Berta cuma beri "punggung" untuk Engkong.
Makanya, masih kata Ayah, Engkong langsung insecure jika ada orang yang mengujarkan lubang dan punggung. Lilik dan Ayu apes jadi korbannya.