Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boru Panggoaran dan Revolusi Senyap Perempuan Batak Toba

17 November 2022   14:39 Diperbarui: 18 November 2022   05:37 1797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi boru panggoaran (Foto: plaminan.com)

Memasuki  awal abad ke-21, perkembangan masyarakat Batak Toba di kampung halaman diwarnai dua gejala sosial.

Pertama, fakta sosial anak lelaki yang pergi merantau, entah cari kerja atau kuliah, ternyata tak sepenuhnya dapat diandalkan sebagai gantungan ekonomi keluarga di kampung. 

Kedua, fakta sosial semakin banyak anak perempuan yang merantau ke luar daerah, untuk kuliah dan cari kerja, dan ternyata dapat menyumbang pada kebutuhan sosial dan ekonomi keluarganya di kampung halaman.

Secara senyap, tanpa ribut-ribut, ternyata telah terjadi revolusi kedudukan dan peran perempuan Batak Toba. Gender perempuan kini diperhitungkan sebagai tulang punggung sosial-ekonomi keluarga. Sebagaimana halnya juga gender laki-laki. 

Umpama, petitih, Batak "Durung do boru, tomburan hula-hula" -- yang berarti "penerima istri (anak perempuan) adalah tangguk, pemberi istri (orangtua perempuan) adalah tempat sajian lauk ikan --  menemukan aktualitasnya.

Maknanya, anak perempuan baik selagi gadis maupun setelah menikah tetap akan memberi dukungan sosial-ekonomi kepada orangtua dan saudara-saudarinya. 

Itu bukan semata norma yang hampa. Faktanya memang demikian. Anak perempuan Batak Toba kini menjadi tumpuan sosial-ekonomi keluarga juga.

Karena itu, orangtua Batak Toba kini tak hanya memodali anak laki-laki, tapi juga anak perempuan.  Modal utama yang lazim diberikan adalah pendidikan sampai tingkat sarjana. Itu sebabnya kini semakin banyak anak perempuan Batak yang merantau ke luar daerah untuk kuliah.

Gejala itu ditangkap juga oleh para musisi Batak Toba. Maka terciptalah lagu-lagu Batak yang mengangkat harapan orangtua kepada anak perempuannya.

Salah satu lagu yang fenomenal adalah Boru Panggoaran (Putri Sulung) karya Tagor Tampubolon (20003). Lagu ini pertama kali dinyanyikan sendiri oleh Tagor Tampubolon, berduet dengan Andri Silaen. Sekarang lagu itu sudah dinyanyikan ulang oleh banyak artis Batak dan Youtuber.

Lirik selengkapnya lagu itu adalah sebagai berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun