Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #099] Malaikat Kecil Beringus Tanpa Sayap

3 November 2022   08:32 Diperbarui: 3 November 2022   10:46 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapa anak ini sebenarnya?" tanyanya dalam hati.

Dia teringat akan penglihatannya tadi di dasar air terjun Situmurun. Penglihatan yang kini membuat seluruh bulu romanya kembali tegak. 

Dalam penglihatannya, Poltak berada dalam pelukan seorang perempuan muda cantik berbusana ulos ragidup Batak. Tiba-tiba muncul seorang perempuan tua berselempang ulos pinunsaan , ulos tinggi terindah. Dia terlihat bercakap-cakap dengan perempuan muda itu. Lalu perempuan muda tadi menyerahkan Poltak ke tangan perempuan tua itu.

Perempuan muda itu kemudian masuk menyelam ke dasar air terjun, membentuk citra tubuh seekor ular besar dengan kulit bermotif ulos ragidup.

Saat berpaling lagi ke arah perempuan tua itu, dia tak melihat siapapun di sana. Hanya ada Juangsa dan Buntora, Badia, serta Hisar sedang mengangkat Poltak ke atas permukaan air.

"Poltak ini pasti bukan anak sembarangan," simpul Ompung Golom dalam hati. Dia berjanji pada dirinya tak akan menceritakan penglihatannya kepada siapapun. "Biarlah itu jadi rahasia Situmurun," katanya dalam hati.

Matahari hampir terbenam ketika kapal belok kiri memasuki teluk Binangalom. Langit barat berwarna jingga. Pantulan cahayanya berpendar di permukaan danau. Menciptakan sebuah panorama jelang senja yang hangat dan indah.

Keenam anak itu sudah menemukan kegembiraannya lagi. Mereka berlompatan naik ke atap kapal. Lalu duduk berendeng di situ, tenang, menikmati saujana surya guling ke peraduan di ufuk barat. (Bersambung)

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun