Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #099] Malaikat Kecil Beringus Tanpa Sayap

3 November 2022   08:32 Diperbarui: 3 November 2022   10:46 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

Detik-detik yang sangat menakutkan lewat sudah.

"Sudah aman. Kita pulang," kata Ompung Golom. "Pakai baju kalian!" teriaknya sambil beranjak ke bilik kemudi.

Brrr. Anak-anak itu baru tersadar mereka telanjang bulat dari tadi. Baru terasakan udara dingin yang menusuk. Tubuh mereka bergetar. Geligi gemerutuk.

Buru-buru mereka mengenakan pakaian masing-masing. Juga Poltak, yang semangat dan tenaganya berangsur pulih.

Haluan kapal berputar mengarah ke selatan, lalu laju meninggalkan Situmurun menuju teluk Binangalom.

Keenam anak itu berdiri di haluan, menatap ke arah Situmurun yang semakin jauh ditinggal kapal. Air terjun itu tetap indah. Menyembunyikan bahaya di dasarnya. 

Poltak tahu benar seperti apa bahaya di dasar Situmurun itu. Dia baru saja lepas dari sana.

"Mauliate, Buntora. Kau itu malaikat penolongku." Poltak berterima-kasih kepada Buntora, sambil merengkuh bahunya. 

Buntora tersenyum, perasaannya antara haru dan bangga, hingga sepasang ingus hijau kembali muncul di jedua lubang hidungnya.

"Dia ini jelmaan Polmer," pikir Poltak. Binsar dan Bistok punya pikiran serupa.

Dari bilik kemudi, Ompung Golom memandang lekat pada Poltak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun