Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Rencana Pembunuhan Pohon Jambu

3 Agustus 2022   21:08 Diperbarui: 3 Agustus 2022   21:11 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi bukan umat Tuhan rupanya kalau cobaan tidak datang bertubi-tubi. Hal itu sudah terbukti pada Ayub, seperti dikisahkan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama.

Seminggu lalu, tiga bunga yang sudah menjadi pentil jambu itu kepergok tergeletak di tanah pekarangan. Gugur, jatuh. 

Betapa marah dan kecewanya Poltak. Hatinya sakit, teramat sakit. Dia merasa di-pehape total oleh pihon jambu air cincalo itu. 

Kalau di-pehape cewek,  dulu, Poltak masih bisa kuat. Masih bisa cari cewek lain. Tapi kalau di-pehape semata wayang pohon jambu air di pekarangan sendiri, wah, tak terperi sakitnya. Sebab tak ada pohon jambu lain di situ sebagai gantinya.

Maka meradanglah Poltak. Tanpa perlu diminta Berta, dia langsung menghunus golok Jaka Sembung lalu mengayunkannya menetak batang jambu air ahli pehape itu.

"Ingat perumpamaan pohon ara! Pembunuhan pohon jambu itu baru boleh tahun depan." Berta mengingatkan. "Ya, Tuhan, ampunilah hambamu ini." Poltak tersadar. 

Tapi Poltak bukan Ayub. Imannya pun tak adalah walau sekecil biji sesawi. Maka sakit hatinya pada pohon jambu air itu tak terobati.

Jangankan melihat pohon jambu itu, mendengar orang  mengucap frasa "jambu air" saja Poltak bisa naik pitam. Itulah dahsyatnya rasa marah dan kecewa akibat di-pehape.

Dan itulah yang tetjadi tadi pagi, saat Mpok Leha menawarkan jambu air.

Sebenarnya bukan salah Mpok Leha, bukan pula salah jambu air . Tapi salah otak Poltak yang gak kuat di-pehape jambu air.

Jadi, kalau kamu berkomentar di bawah ini, sebaiknya hindari frasa "jambu air". Atau kamu belum tahu setajam apa golok Jaka Sembung? (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun