Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Rencana Pembunuhan Pohon Jambu

3 Agustus 2022   21:08 Diperbarui: 3 Agustus 2022   21:11 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begini musababnya. Di pekarangan rumahnya di Gang Sapi tumbuhlah sepokok jambu air jenis cincalo. Usianya mungkin sudah sekitar tujuh tahun. Tumbuh dari biji yang ditanam di situ.

Sudah tujuh tahun tapi belum berbuah juga itu jambu. Padahal Poltak sudah terapkan resep sadis: membacoki sekujur batang pohon jambu itu menggunakan golok asli cap Jaka Sembung.

Sudah tiga kali dalam tiga Tahun Baru Poltak membacoki pohon jambu itu. Tetap saja dia ogah berbunga. 

Sudah tiga kali Tahun Baru  pula Berta, istri terkasihnta meminta dengan gemas untuk membunuh pohon jambu itu. "Apa gunanya dia tumbuh di pekarangan ini kalau tak berbuah. Daunnya cuma bikin kotor saja."

Tapi Poltak mengingatkan Berta tentang perumpamaan pohon ara di dalam Injil. Pemilik kebun menyuruh tukang kebun menebang sepokok pohon ara yang tumbuh di tanahnya. Sebab pohon itu tak kunjung berbuah, sehingga bikin kecewa pemilik kebun.

"Tunggulah setahun lagi, Tuan. Hamba akan merawatnya. Semoga dia berbuah tahun depan. Jika tidak, maka Tuan boleh menebangnya."

Permohonan tukang kebun itu berulang sampai tiga kali. Sebab sudah tiga tahun berlalu, pohon ara itu belum juga berbuah. Itu artinya, jika setahun lagi tak kunjung berbuah, pohon ara itu harus ditebang lalu dibakar.

Demi mendengar perumpamaan itu, luluhlah hati Berta. Artinya, pohon jambu di pekarangan itu masih punya waktu sampai tahun depan untuk membuktikan diri bisa berbuah.

Dan memang ada harapan.  Dua minggu lalu jambu air itu tiba-tiba berbunga tiga kuntum. Rupanya takut akan dibunuh, sehingga dia berusaha berbunga. Walau cuma tiga kuntum. Tapi itu bunga jambu air, bukan?

Melihat tiga kuntum bunga jambu itu, menyesallah Berta karena telah menyuruh Poltak menebangnya.

Poltak juga sumringah. Pikirnya, benarlah ayat-ayat Injil itu. Kesabaran dan ketabahan pada akhirnya akan membuahkan hasil. Pohon jambu berbunga tiga kuntum itu buktinya. Bukanjah itu mukjizat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun