Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembunuhan Karakter Kompasianer oleh Pengecek Plagiarisme

7 Juni 2022   09:00 Diperbarui: 7 Juni 2022   10:24 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Segel pemblokiran akun Kompasiana (Tangkapan layar sebuah akun Kompasiana)

Admin Kompasiana semestinya bukan institusi tirani media sosial, bukan?

***

Uda Merza saya pikir adalah satu dari beberapa orang kompasianer terverifikasi biru yang akunnya diblokir Admin karena lima artikel artikelnya diindikasi aplikasi sebagai plagiat. 

Jika keputusan blokir akun, dan sebelumnya degradasi statis, itu semata terjadi secara otomatis mengkuti logika kerja mesin, tanpa campur tangan Admin sebagai manusia, maka besar kemungkinan vonis plagiat dan plagiator itu adalah srbuah kesalahan yang bersifat tirani.

Saya usul agar Admin membentuk Tim Khusus Evaluasi Plagiarisme untuk menangani kasus seperti itu. Kasus Uda Merza saya kira baik menjadi kasus pertama yang mendesak dievaluadi atau tinjau ulang.  

Admin tidak bisa bersikap abai untuk kasus seperti ini. Sebab jika ternyata vonis plagiator itu keliru, seperti dugaan saya di atas, maka Admin telah bertindak keji merusak reputasi dan nama baik  seorang Merza Gamal di ruang publik. Itu namanya tirani.

Sekaligus saya usul beberapa hal berikut kepada Admin Kompasiana:

  • Admin adalah organisasi bisnis tapi Kompasiana adalah komunitas sosial yang mengandaikan kesaling-kenalan. Sekurangnya Admin sebagai primus interpares perlu kenal dengan kompasianer senior seperti Merza Gamal, dalam arti tahu  reoutasi dan integritasnya.
  • Admin membentuk Tim Khusus Antiplagiarisme  untuk memverifikasi hasil kerja mesin aplikasi pengecek plagiarisme Kompasiana. Tim ini harus memberi penilaian akademis dan pertimbangan moral/etis yang ketat dalam memutuskan vonus plagiat/plagiator pada kejadian ketiga (degradasi status) dan kelima (blokir akun).
  • Artikel terindikasi plagiat sebaiknya secara otomatis  dikembalikan kepada penulis untuk keperluan pembelajaran. Sebab sebagai komunitas, Kompasiana mestinya tak bersikap menghukum anggotanya tapi memperbaikinya. Banyak kompasianer yang tak sadar dirinya telah melakukan plagiasi.

Hari ini Uda Merza, besok mungkin Felix Tani, lusa mungkin kamu yang divonis aplikasi Kompasiana sebagai plagiator. Jika hal seperti itu dibiarkan, dan Admin lebih memilih jadi mesin yang dingin tanpa jiwa, maka plagiarisme akan menjadi momok bagi kompasianer, dan Kompasiana akan menjadi ladang pembunuhan karakter.

Mari kita, Admin dan kompasianer, sebagai sebuah komunitas sosial besar bekerjasama untuk mencegah agar hal buruk itu tidak sampai terjadi. (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun