Admin Kompasiana semestinya bukan institusi tirani media sosial, bukan?
***
Uda Merza saya pikir adalah satu dari beberapa orang kompasianer terverifikasi biru yang akunnya diblokir Admin karena lima artikel artikelnya diindikasi aplikasi sebagai plagiat.Â
Jika keputusan blokir akun, dan sebelumnya degradasi statis, itu semata terjadi secara otomatis mengkuti logika kerja mesin, tanpa campur tangan Admin sebagai manusia, maka besar kemungkinan vonis plagiat dan plagiator itu adalah srbuah kesalahan yang bersifat tirani.
Saya usul agar Admin membentuk Tim Khusus Evaluasi Plagiarisme untuk menangani kasus seperti itu. Kasus Uda Merza saya kira baik menjadi kasus pertama yang mendesak dievaluadi atau tinjau ulang. Â
Admin tidak bisa bersikap abai untuk kasus seperti ini. Sebab jika ternyata vonis plagiator itu keliru, seperti dugaan saya di atas, maka Admin telah bertindak keji merusak reputasi dan nama baik  seorang Merza Gamal di ruang publik. Itu namanya tirani.
Sekaligus saya usul beberapa hal berikut kepada Admin Kompasiana:
- Admin adalah organisasi bisnis tapi Kompasiana adalah komunitas sosial yang mengandaikan kesaling-kenalan. Sekurangnya Admin sebagai primus interpares perlu kenal dengan kompasianer senior seperti Merza Gamal, dalam arti tahu  reoutasi dan integritasnya.
- Admin membentuk Tim Khusus Antiplagiarisme  untuk memverifikasi hasil kerja mesin aplikasi pengecek plagiarisme Kompasiana. Tim ini harus memberi penilaian akademis dan pertimbangan moral/etis yang ketat dalam memutuskan vonus plagiat/plagiator pada kejadian ketiga (degradasi status) dan kelima (blokir akun).
- Artikel terindikasi plagiat sebaiknya secara otomatis  dikembalikan kepada penulis untuk keperluan pembelajaran. Sebab sebagai komunitas, Kompasiana mestinya tak bersikap menghukum anggotanya tapi memperbaikinya. Banyak kompasianer yang tak sadar dirinya telah melakukan plagiasi.
Hari ini Uda Merza, besok mungkin Felix Tani, lusa mungkin kamu yang divonis aplikasi Kompasiana sebagai plagiator. Jika hal seperti itu dibiarkan, dan Admin lebih memilih jadi mesin yang dingin tanpa jiwa, maka plagiarisme akan menjadi momok bagi kompasianer, dan Kompasiana akan menjadi ladang pembunuhan karakter.
Mari kita, Admin dan kompasianer, sebagai sebuah komunitas sosial besar bekerjasama untuk mencegah agar hal buruk itu tidak sampai terjadi. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H