Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #091] Gadis Batu Gantung Sibaganding

26 Mei 2022   07:16 Diperbarui: 26 Mei 2022   14:33 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuh Taruli dan anjingnya  meluncur deras tak tertahankan. Tepat di bibir salingsing, dinding batu, rambut panjang Taruli tersangkut di retakan bebatuan. Akibatnya Taruli dan anjing di pangkuannya tergantung di situ,  puluhan meter di atas permukaan danau.

Tiba-tiba sebuah petir besar menyambar tubuh Taruli dan anjingnya. Anehnya, petir itu tak menghanguskan tubuh Taruli dan anjingnya. Tapi menjadikannya batu yang mengantung di puncak salingsing.

Demikianlah kisah terjadinya Gadis Batu Gantung Sibaganding."

Batu Gantung Sibaganding (Foto: calderatobageopark.org)
Batu Gantung Sibaganding (Foto: calderatobageopark.org)

Bersamaan dengan akhir cerita, kapal tiba tepat di bawah Batu Gantung.

Anak-anak menyaksikan Batu Gantung itu dengan takjub. Tidak ada suara. Semua diam. Hening.

"Jangan menumpuk di pinggir situ. Geser ke tengah." Jurumudi kapal mengingatkan. 

Penumpukan penumpang di satu sisi kapal, demi melihat Batu Gantung, sangat berbahaya. Kapal bisa oleng karena berat sebelah dan menumpahkan penumpang ke danau. Itu pernah terjadi.

Poltak berusaha mengerahkan imajinasinya untuk menemukan sosok gadis Taruli dan anjingnya Si Sotul pada bongkah batu mengantung itu. Jidatnya sampai berkerut hebat, tapi tetap tak berhasil. Di mata Poltak, Batu Gantung itu tetap tampak sebagai stalagtit.

"Anak-anak, cukup, ya. Kita ke Tomok sekarang." Guru Arsenius menyudahi kunjungan ke Batu Gantung.

"Gurunami, nasib Maruli bagaimana?" tanya Tiur saat kapal sudah putar haluan ke arah Tomok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun