Kenapa bisa begitu?Â
Itulah implikasi revolusi moda ucapan selamat dari kartu fisikal yang individual ke chat digital yang massal.Â
Itu gejala yang berlaku dalam ragam momen selamatan. Tidak saja pada momen Idul Fitri atau Lebaran. Â Tapi juga pada momen Natal, Tahun Baru, dan Imlek. Bahkan pada momen promosi jabatan, wisuda, pernikahan, kelahiran, ulang tahun, dan kematian.
Dan kita, sadar atau tidak, telah ikut terbawa dalam pergeseran itu.
Mohon izin untuk menjelaskan, seturut pemahaman saya, ya.
Era Kartu Fisikal yang Individual
Sampai penghujung 1990-an, kartu fisikal masih menjadi moda utama penyampaian ucapan selamat.
Saya akan bagikan pengalaman di Jakarta untuk memberi gambaran.
Waktu itu, sehari-hari, kartu ucapan untuk aneka momen lazim dijual di toko buku besar. Semisal di jaringan toko buku Gramedia dan Gunung Agung.
Tapi, tiap menjelang Natal dan Idul Fitri, kartu ucapan dijual juga di berbagai pasar swalayan atau supermarket. Antara lain di jaringan pasar swalayan Metro, Hero, dan Matahari.
Tiap tahun selama dekade 1990-an itu di Jakarta, setiap menjelang Natal dan Idul Fitri, Â saya dan istri selalu disibukkan dengan kegiatan pengiriman kartu ucapan kepada kerabat dan sahabat.