Prinsip serupa berlaku juga untuk kejadian-kejadian konvoi kendaraan mewah lain. Tak ada yang bisa "disalahkan", kecuali terjadi pelanggaran atau kecelakaan lalu-lintas. Semisal konvoi menerobos rambu "lampu merah", moge masuk tol (kecuali ada diskresi atau jalur khusus), dan peserta konvoi terlibat kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran semacam itu harus diselesaikan menurut hukum atau peraturan yang berlaku umum.
Pada dasarnya tidak ada "keistimewaan" (privilege) bagi konvoi kendaraan mewah di ruas jalan umum, di luar "keistimewaan per kegiatan" yang mungkin diberikan kepolisian secara diskretif. Bagi konvoi mobil mewah di Tol Desari itu pun tak ada "keistimewaan".Â
Fakta polisi tidak menerbitkan bukti pelanggaran (tilang) untuk konvoi itu, bukanlah indikasi "keistimewaan".Â
Teguran atau peringatan dari polisi kepada peserta konvoi itu adalah bentuk sanksi, yang dikenakan polisi secara diskretif. Kurang lebih semacam teguran polisi, tanpa sanksi tilang, kepada pengendara yang berhenti di bahu jalan tol karena kebelet kencing.
Bisa dipikirkan sebuah pengandaian. Seandainya konvoi mobil "sejuta umat" (merek dan tipe serupa) yang melakukan "kesalahan" seperti konvoi mobil mewah di Tol Desari, apakah perlakuan hukum dari polisi akan sama? Saya yakin perlakuan polisi akan sama saja: teguran keras agar tidak menguasai jalur dan mengambil dokumentasi di jalan tol.
Polisi mungkin dihadapkan pada kesulitan untuk "menilang" satu konvoi, karena subjek pelanggar aturan lalu lintas adalah individu pengendara, bukan kolektivitas.
Jika kasus semacam konvoi mobil mewah di Tol Desari dianggap sebagai pelanggaran yang cukup serius, maka kemungkinannya adalah memanggil pimpinan konvoi ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan pelanggaran itu.
Alternatif lain, polisi menilai kasus konvoi itu sebagai masalah etika berkendara di jalan raya. Antara satu dan lain pengendara harus saling menghargai, mengingat sama-sama menggunakan fasilitas publik dengan kualitas akses yang sama. Dalam hal satu pihak tak menghargai pihak lain, maka sudah selayaknya disampaikan teguran.
Pentingnya Etika Konvoi Kendaraan di Ruang Publik
Tanpa bermaksud memihak sesuatu kelas sosial, saya ingin katakan bahwa kasus-kasus konvoi kendaraan mewah di jalan raya adalah pemanggungan gaya hidup dan simbol status kelas atas di ruang publik.Â
Kasus-kasus itu secara keseluruhan menunjuk pada pemenuhan kebutuhan pengakuan eksistensi kelas atas, dalam bentuk konsumsi dan pelesir menyolok. Itu adalah konsekuensi dari status sosial yang disandang.
Kasus jalan macet karena unjuk rasa calon penerima bansos yang tak mendapat haknya, walau mungkin agak ekstrim, bisa menjadi pembanding dari sisi kebutuhan kelas bawah untuk diakui.Â