Saat Poltak hendak pulang, Nai Rumiris mengembalikan panci berbungkus taplak meja. "Poltak, ini ihan natinombur untuk ompungmu. Sampaikan terimakasih dari tulang dan nantulang, ya."
"Mauliate, Nantulang. Mauliate, Tulang."
Nai Rumiris dan Ama Rumiris membalas makanan juhut, daging babi pemberian nenek Poltak, dengan lauk ikan  Batak.
Memang demikianlah adatnya. Nenek Poltak sebagai boru memberi makanan juhut, tanda keberhasilan,  kepada Ama Rumiris selaku hula-hula yang memberkati. Lalu Ama Rumiris membalas dengan memberi lauk ikan, simbol berkah rezeki untuk boru.
"Poltak!" Berta berteriak dari tepi halaman rumah, saat Poltak sudah menyeberangi Binangabolon.
"Apa!" balas Poltak berteriak juga.
"Jangan kau makan ikan itu di jalan!"
"Bodat kau Berta! Kau pikir aku kucing?" Tak urung terbit juga liurnya. (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H