Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #084] Gadis Kalender di Malam Tahun Baru

30 Desember 2021   19:48 Diperbarui: 3 Januari 2022   13:46 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

Rauli terdiam, kagum di hati.  "Mengapa dia tahu Siantar lebih banyak dari aku," pikirnya.

Acara tahun-baruan muda-mudi di kampung terakhir, Sorlatong, usai beberapa waktu setelah kokok ayam kedua kali. Perut dan kantung Poltak dan teman-temannya sudah penuh dengan kue-kuean.  Perut serasa kembung oleh kopi, teh, dan sirop.

"Ini sudah pukul berapa, ya," tanya Rauli pada Poltak, sesaat setelah acara usai, sebelum muda-mudi pulang kembali ke rumah masing-masing.

Poltak memegang kupingnya.  Terasa kecil sekali.  "Pukul empat pagi," jawabnya.  Itu perkiraaannya.  Berdasar selang waktu sejak kokok ayam yang kedua kali dan rasa ukuran telinganya.

"Naposo bulung semua," ketua muda-mudi berbicara, "acara tahun-baruan sudah selesai. Sekarang sudah pukul empat pagi. Terimakasih untuk teman-teman semua.  Sekarang kita boleh pulang ke rumah masing-masing."

Rauli melirik ke arah Poltak. "Bagaimana cara dia memperkirakan waktu?"  Dia membatin, takjub, tak habis pikir.

"Aku pulang dulu, ya Rauli, ya Pasuria."  Poltak pamit.

"Mauliate, Poltak," balas Rauli. "Nanti, kalau kamu masuk Seminari, mainlah ke rumah. Kami tinggal di Lapangan Bola Atas. Dekat dari Seminari," lanjutnya.

"Olo," jawab Poltak singkat. Lalu berbalik, melangkah menghampiri Binsar dan Bistok.

"Poltak! Syalmu! Lupa!" Rauli beteriak.

"Oh, iya." Poltak berbalik sambil menepuk jidat. Menerima kembali syalnya dari tangan halus Rauli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun