"Oh, begitu.  Poltak, tahu dari  mana kau jumlah gigi kerbau tigapuluhdua."
"Aku pernah hitung, Gurunami."
"Betul. Â Tigapuluhdua."
"Na, kubilang juga apa, Jonder. Â Gingging kali pula kau itu!" sambar Poltak, merasa menang atas Jonder.
"Diam kau, Poltak. Â Pak Guru belum selesai bicara. Â Ini pelajaran Ilmu Hayat. Ambil buku catatan." Guru Paruhum maju ke depan papan tulis dan menggambar susunan gigi kerbau.
"Jumlah geraham besar kerbau semuanya duabelas. Â Geraham kecil juga duabelas. Â Lalu gigi seri hanya ada di rahang bawah, delapan gigi."
"Kerbau tak punya gigi taring. Â Kenapa, Tiur." Â
"Karena kerbau tak makan daging, Gurunami."
"Betul. Â Kerbau makan rerumputan. Kenapa kerbau tak punya gigi seri di rahang atas? Â Bistok?"
"Kerbau memotong rumput dengan gigi seri bawah dan lidahnya, Gurunami."
"Untuk apa kerbau punya duapuluh empat geraham? Â Polmer?"