Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #024] Pemabuk Kecil Siap Terbang

28 Oktober 2020   17:05 Diperbarui: 2 November 2020   14:23 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi tentu saja tidak benar-benar semua menyulangkan.  Tak mungkinlah perut kakek-nenek buyut Poltak  muat oleh puluhan suap makanan dan puluhan teguk tuak. 

Jika diperturutkan begitu,  maka mereka berdua pastilah akan mati kekenyangan, sebelum semua cucu dan cicitnya sempat menyulangkan makanan.  

Semua cucu cukup diwakili cucu sulung, Amani Poltak.  Cucu yang lain berbaris di belakangnya. 

Semua cicit cukup diwakili cicit sulung, Poltak. Cicit yang lain berbaris di belakangnya.

"Ayo, Poltak. Sampaikanlah sulang-sulang dari cicit kepada buyutmu,"  kakek Poltak mempersilahkan.

Poltak berdiri, melangkah ke depan kakek-nenek buyutnya.  Tapi tubuhnya serasa melayang, langkahnya limbung.  Kepalanya seolah hilang entah ke mana.

"Bah! Kenapa pula kau, Poltak."  Kakeknya keheranan.

"Kenapa rupanya," sahut Poltak.  Suaranya mengambang. Pandangannya tidak fokus.  Matanya merah.

"Bah! Kesurupan arwah kakek kita rupanya Si Poltak itu.  Pegang dia."  Ompung nomor dua, Ama Riama berteriak. Semua hadirin percaya.  Ama Riama diketahui mampu melihat mahluk halus.

Lalu sukacitalah hadirin. Mereka pikir adat manulangi itu direstui oleh kakek moyang mereka yang hadir lewat tubuh Poltak.

Poltak diam saja.  Dia tidak merasa dirinya kesurupan roh leluhurnya.  Dia hanya merasa kepalanya hilang, badannya melayang, penglihatannya kabur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun