Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #020] Persiapan Kematian Buyut

15 Oktober 2020   17:36 Diperbarui: 19 Oktober 2020   10:14 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain sampul: FT; Foto: erabaru.com

"Mmh, mmh."  Poltak memegangi dagunya dengan tangan kiri sambil menunjuk mulutnya dengan tangan kanan.   Neneknya mendekat untuk melihat apa yang terjadi.

"Makanya jangan congok!  Makan gula tarik langsung digigit semua. Lekatlah itu mulutmu. Rasakan!" Nenek Poltak mengomel.  

Rupanya tanpa sadar, karena terpukau pada peti mati, Poltak langsung memasukkan segumpal gula tarik ke dalam mulut dan menggigitnya.  Dampaknya seperti lem kayu dalam mulut.  Gigi atas menempel ke gigi bawah, sehingga rahangnya tak bisa dibuka.

"Auuu!"  Poltak menjerit, meraung, kesakitan saat neneknya menarik gula tarik itu dari mulutnya. Dia merasakan sakit tak terperi pada gusi atasnya.

"Ini, ambil gigimu.  Congok!"  Neneknya menyodorkan gula tarik berhias sebuah gigi seri kepada Poltak. Jengkel hatinya tapi juga bersyukur. Karena gigi cucunya sudah copot.

Kejadiannya memang konyol tapi inspiratif. Rupanya gigi seri Poltak yang sudah goyah menempel pada gula tarik. Gigi itu lalu ikut terbawa saat neneknya menarik karamel sialan tadi dari mulutnya. Ini terbilang serendipitas, temuan tak terduga metode cabut gigi.

"Sana, naik ke rumah.  Ambil air untuk kumur-kumur!" Tidak ada ampun dari nenek Poltak. Jangan kata belaian. "Cepat!"

Poltak buru-buru berlari menaiki tangga. Panik, hilang konsentrasi, kaki kanannya terpeleset di anak tangga.

"Matilah kau!"  Neneknya berteriak. (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun