Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Matinya Seorang Profesor

11 September 2020   11:46 Diperbarui: 11 September 2020   16:01 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi dari 123rf.com

Saya mengajukan diri sendiri sebagai contoh kasus. Saya adalah seseorang yang pernah belajar sosiologi dan kini bergiat sebagai petani benih.  Maka kompetensi saya sejatinya adalah bicara atau menulis tentang masalah-masalah sosiologis dan pertanian.

Faktanya, saya menulis juga tentang politik yang bukan kompetensi saya. Karena itu, harus dikatakan, setiap kali menulis isu politik saya sebenarnya sedang menjalankan proses “bunuh diri”.  

Saya mungkin bisa menghibur diri sedikit karena orang sekaliber RG juga bisa “bunuh diri”. Dalam suatu diskusi di TV, saya ingat, dia pernah mengatakan bunuh diri (kasus di Grobogan, Jawa Tengah) terjadi karena tekanan kemiskinan.   Jika pernyataan ini benar maka jumlah penduduk miskin di Indonesia tentunya adalah 0.0% karena semua orang miskin sudah bunuh diri. Faktanya jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2020 masih ada  9.78 persen.

Namun,sesat pikir orang lain tidak boleh jadi alasan untuk memaafkan sesat pikir kita sendiri. Sebab jika demikian, maka saya telah melakukan dua kali sesat pikir. Atinya, dua kali terkena gejala “matinya seorang profesor”.(*)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun