Pada akhirnya, setuju dengan Mas YB dan Mas SH, mutu artikel (opini) di Kompasiana memang menurun dan jumlah pembaca juga menurun akhir-akhir ini. Â
Dugaan saya, itu terjadi karena Kompasiana kini terpapar pandemi "virus instan", kecenderungan menulis artikel "cepat saji" yang "miskin gizi" sehingga berpotensi mengganggu kesehatan literasi pembaca. Â
Sebagai tindak pencegahan, maka Kompasianer menerapkan social distancing, membatasi atau bahkan menghentikan kunjungan ke artikel sesama Kompasianer.
Gejala social distancing itu diperparah oleh kecenderungan Kompasianer milenial, atau yang berjiwa milenial, mengutamakan aksi (menulis artikel), tanpa diimbangi tanpa interaksi (menanggapi artikel teman).
Dengan menuliskan tanggapan ini, saya tak hendak cuci tangan atas persoalan seperti Pilatus.  Saya harus katakan, saya juga mungkin terpapar "virus instan" dan menerapkan social distancing di Kompasiana.
Karena itu saya tak ingin sok hebat menawarkan satu solusi. Â Saya hanya perlu menegaskan pada diri sendiri, "Menulislah yang terbaik untuk dunia."Â
Tentu sambil berharap suatu waktu Admin Kompasiana bisa menemukan vaksin "virus instan" untuk mencegah penumpukan artikel "opo nie" alias "sampah peradaban".
Saya Felix Tani, belum tentu benar sehingga membuka diri untuk berdiskusi, demi saling-mencerdaskan di Kompasiana.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H