Prinsip "boleh rugi" demi kepentingan umum, memang menjadi kelemahan pada Perum, cenderung menjadi sumber "moral hazard". Perum rugi bukan karena berkorban untuk umum, tapi karena dikorupsi pejabatnya.
Melalui penerapan manajemen bisnis professional, di bawah Dirut Marina waktu itu, Dharma Jaya sukses melakukan revitalisasi dan "turn around" sehingga  mampu mencatatkan laba.
Tapi pada tahun 2017, usulan penyertaan modal daerah (PMD) bagi Dharma Jaya  untuk 2018 ditolak Pemda, dengan alasan perusahaan daerah harus mandiri (Dharma Jaya masih berstatus Perumda).  Â
Direksi Dharma Jaya menilai penolakan itu tidak adil karena memaksa perusahaan untuk mencari modal untuk membeli daging/ayam subsidi. Â Padahal program tersebut adalah program Pemda (PSO, penugasan), bukan program bisnis perusahaan.
Karena Dirut Marina tidak setuju melakukan kegiatan PSO dengan dana non-PMD, sebab pasti merugikan perusahaan, maka dia kemungkinan mengundurkan diri dari jabatan sebagai Direktur Utama. Â
Kasus pengunduran diri Dirut Dharmajaya itu menunjukkan bahwa sekalipun Perumda berorientasi pada penyelenggaraan kemanfaatan umum, dia tetap harus menunjukkan kinerja sebagai perusahaan yang sehat dalam arti tidak boleh rugi.
Jakpro dan Revitalisasi TIM
Lantas bagaimana dengan keterlibatan Jakpro sebagai kontraktor pelaksana revitalisasu TIM Jakarta?
Menurut Gubernur Anies, Jakpro ditunjuk (langsung) sebagai kontraktor pelaksana revitalisasi TIM karena BUMD itu tidak mencari keuntungan tetapi menjalankan fungsi pembangunan daerah (Perda/RJPMD).
Pernyataan itu jelas keliru karena sebagai sebuah Persero , sudah pasti orientasi pertama Jakpro dalam berbisnis adalah penciptaan laba (keuntungan). Â Jakpro hanya akan menjalankan proyek-proyek properti, infrastruktur dan utilitas jika analisis bisnisnya menunjukkan penciptaan laba.
Secara khusus, dalam laman resminya, Jakpro menegaskan langkahnya untuk "terus berekspansi dan mengukuhkan diri bukan hanya menjadi perusahaan yang menghasilkan profit, tapi juga agen development yang memberi kontribusi ke masyarakat luas."Â