Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hanya Basuki yang Mampu Menekuk Anies Baswedan

2 Februari 2020   14:44 Diperbarui: 2 Februari 2020   14:55 11594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basuki Hadimuljono dan Anies Baswedan (Foto: indopolitik.com)

Sepintas argumen Anies logis. Tapi sebenarnya mengandung kesalahan logik (logical fallacy).  Argumen Anies itu dikenal sebagai "red herring argument". 

Dia sengaja mengalihkan isu dengan mengungkapkan fakta tentang pekerjaan Kementerian PUPR yang belum tuntas di hulu.  Dia menggaris-bawahi dua proyek bendungan retensi yang belum selesai.

Anies mengalihkan isu karena tidak punya data kerja untuk  mematahkan kesimpulan Basuki.  Faktanya  proyek normalisasi di 17 km ruas Ciliwung dihentikan Anies. Proyek sodetan Ciliwung-BKT juga dihentikan. Sementara program naturalisasi yang digaungkan sebagai pengganti tak juga dijalankan.  

Anies sebenarnya masih berusaha mematahkan kesimpulan Basuki bahwa   banjir masih terjadi  di Kampung Pulo yang telah dinormalisasi.  Tentang ini Basuki kemudian menjelaskan bahwa ruas Ciliwung di Kampung Pulo sejatinya belum rampung dinormalisasi.  

"Red herring argument" dari Anies sebenarnya juga tak punya dasar faktual. Sebab faktanya curah hujan di Bogor per 1 Januari 2020 di bawah 80 mm.  Tidak ada banjir kiriman dari Bogor pada hari itu. 

Karena itu kasus banjir Jakarta pada 1 Januari 2020 tidak ada hubungannya dengan fakta belum  selesainya dua bendungan di Bogor.

Jelas bahwa pada adu argumen pada 1 Januari 2020 antara Basuki dan Anies, pihak yang "tersungkur di pojok" adalah Anies Baswedan. Aneh jika Anies serta para pendukungnya menganggap diri di pihak yang benar.

2-3 Januari 2019.  Melanjutkan adu argumen dengan Basuki, pada 2 Januari Anies melontarkan tantangan debat penyebab banjir pada waktunya setelah penanggulangan dampak banjir tuntas. 

Walau tidak eksplisit menyebut nama, jelas tantangan ditujukan pada Basuki.
Menanggapi tantangan Anies, Basuki berujar ringan bahwa dia "tidak dididik untuk berdebat" tetapi untuk "bekerja". 

Karena itu dia langsung menurunkan stafnya ke titik-titik banjir di Jabodetabek untuk mengungkap penyebab banjir dan atas dasar itu mengambil langkah pengendalian.

Basuki paham betul bukan saatnya lagi berdebat soal penyebab banjir di Jakarta sekarang ini.  Penyebabnya sudah jelas yaitu nihilnya manajemen dan teknologi mitigasi banjir di Jakarta saat ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun