Keseluruhan reforma aset agraria itu kemudian didukung dengan reforma akses. Tujuannya untuk meningkatkan nilai aset dan nilai manfaat aset agraria tersebut.Â
Dua akses mendasar yang kini dikembangkan pemerintahan Jokowi adalah infrastruktur transportasi (darat, laut, udara) dan infrastruktur Industri 4.0. Â
Tujuannya untuk mengintegrasikan ekonomi rakyat ke ranah ekonomi digital. Sebab era 4.0 tak bisa dihempang, tapi bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran bangsa.
Prabowo Mati Langkah, Jokowi Menang
Dengan memainkan skema Reforma Agraria Semesta sepanjang debat, Jokowi menguasai medan, sementara Prabowo mati langkah.
Saya kira Prabowo tidak menyangka Jokowi akan menggunakan langkah seperti itu. Langkah yang sama sekali tak dikuasainya, sehingga tak bisa melihat kelemahannya.
Prabowo masih datang dengan skema serangan ala kritik teorisi dependensi kepada teori modernisasi. Menyangka Jokowi sebagai oponen modernisasi klasik alias kapitalisme liberalis.Â
Padahal, dengan kerangka Reforma Agraria Semesta, Jokowi sejatinya sudah melampaui teori modernisasi.
Maka kritik Prabowo seperti harga pangan, listrik, dan minyak yang mahal, masalah impor pangan, dan kebocoran pendapatan, pada akhirnya menjadi kritik yang menerpa angin.Â
Tidak mengena pada konteks Reforma Agraria Semesta. Sehingga terlihat tak lebih dari langkah "strawman argument" (membuat isu sendiri) ataupun"red herring argument" (melempar isu lain dengan harapan disambar lawan).
Malangnya untuk Prabowo, ternyata Jokowi konsisten pada tema Reforma Agraria Semesta. Sama sekali tak tak terpancing argumen Prabowo.Â