Secara  metodologis empat  kasus di atas cukup untuk menarik kesimpulan adanya gejala pembangunan semu di Jakarta. Â
Intinya kini Jakarta hanya berlari di tempat, tidak bergerak maju. Fakta kemajuan yang tampak atau ditampakkan atau diklaim adalah kondisi semu. Tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.
Bukan sebuah kebetulan tampaknya bahwa Pemda Jakarta kini sangat gencar  dengan  program biutifikasi kota. Sejatinya itu bisa dimaknai sebagai  kamuflase. Untuk menyembunyikan "Jakarta yang mandeg"  di balik aneka gambar berwarna-warni ceria.
Yah, mau bagaimana lagi. Pak Gubernur dan jajarannya kini lebih "gemar menggambar dan mewarnai" tembok dan pilar kota, Â ketimbang membangun tembok dan pilar baru. Â
Begitulah hasil studi kasus saya, Felix Tani, petani mardijker, yang tidak suka pada kesemuan.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI