Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Studi Kasus Pembangunan Semu di Jakarta

17 Agustus 2018   18:08 Diperbarui: 18 Agustus 2018   04:42 2337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi sebelum masuk ke sana, saya perlu jelaskan dulu metode kerja untuk artikel ini.  Jadi kalau ada yang menanggapi, setidaknya dia sudah tahu posisi metodoligis saya.

Saya menggunakan metode riset kualitatif dengan strategi studi kasus di sini.  Intinya saya mengambil sejumlah kasus kebijakan/program pembangunan, mengumpulkan informasi empiriknya dari media massa, mengolahnya, lalu menafsirnya.

Tafsir itu sifatnya kualitatif. Karena  itu jika ada yang membantahnya dengan mempertanyakan data kuantitatif, maka dia salah alamat atau mungkin tak faham metode riset sosial.

***

Sekarang saya mau langsung masuk ke fakta empiris, dengan menyajikan empat kasus "program" pembangunan Jakarta yang dijalankan Pemerintahan Anies Baswedan.

Kasus 1: Penataan PKL.  

Program ini niatnya mulia, memberdayakan golongan ekonomi lemah perkotaan di Jakarta. Dengan asumsi PKL adalah ekonomi lemah, tentu saja.

Kasus penataan PKL di Tanahabang itu contoh bagus untuk pembangunan semu. Menempatkan PKL di badan jalan Jatibaru tidaklah meningkatkan status PKL.  Mereka tetap PKL yang informal, tidak punya status hukum yang definitif.

Tanpa pengakuan pada PKL sebagai usaha formal, tetap saja mereka periferal.  Tidak punya kekuatan hukum untuk pengajuan kredit usaha kecil ke bank misalnya. Rawan terhadap pungli dan sewaktu-waktu bisa saja digusur.

Keberadaan PKL di jalan Jatibaru dengan demikian adalah suatu capaian semu. Di permukaan kelihatannya PKL dimuliakan. Padahal sejatinya mereka "masih seperti yang dulu".

Kasus 2: Sistem  Ganjil-Genap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun