Mohon tunggu...
M. Sadli Umasangaji
M. Sadli Umasangaji Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger - celotehide.com

Menulis beberapa karya diantaranya “Dalam Sebuah Pencarian” (Novel Memoar) (Merah Saga, 2016), Ideasi Gerakan KAMMI (Gaza Library, 2021), Serpihan Identitas (Gaza Library, 2022). Ia juga mengampu website celotehide.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tauhid

18 Juli 2023   11:39 Diperbarui: 24 Agustus 2023   12:16 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serpihan Identitas - M. Sadli Umasangaji

Tauhid

Setelah kejadian-kejadian itu. Said mencoba merenungi beberapa hal bagi dirinya. Perenungan tentang bacaannya. Ma'alim Fi Ath-Thariq, buku yang ia pegang saat ini. "Hendaknya persoalan akidah menjadi fundamen dakwah Islam kepada manusia karena akidah sedari awal memang menjadi fundamen dakwah Islam kepada manusia. Dakwah inilah yang menjadi fokus al-Qur'an periode Mekkah selama tiga belas tahun penuh. Jika konsep dasar agama Islam ini mendarah daging dalam diri umat Islam maka pengkristalan inilah yang akan menjadi landasan bagi apa yang disebut dengan "Masyarakat Islam". Masyarakat ini sangat tepat dalam membangun tatanan Islami dalam kehidupan sosial". Ia sedang duduk sendiri dalam sekretariat organisasi kepemudaan Muslim itu.

Proses manusia menerapkan nilai-nilai agama di dalam ruang dan waktunya bukan proses yang sekali jadi, melainkan membutuhkan waktu yang panjang. Pertama-tama dibutuhkan waktu untuk memahami konten panduan tersebut secara benar dan setelah memahaminya dibutuhkan pula waktu untuk memahami cara mengimplementasikannya sesuai dengan ruang dan waktu. Selanjutnya, pada saat pengimplementasiannya, dibutuhkan juga pemahaman tentang realitas ketika konten itu diterapkan dan setelah dipahami realitas pada saat melaksanakannya, mungkin ditemui fakta baru tentang keterbatasan-keterbatasan sebagai manusia. Di saat itulah disadari bahwa mungkin ada pemahaman yang salah tentang konten panduan tersebut, atau bisa juga benar cara memahaminya tetapi salah cara menerapkannya. Atau boleh jadi benar cara memahaminya dan benar juga cara mengimplementasikannya, tetapi konteks ruang dan waktunya tidak sesuai.

Tauhid merupakan penerus sejarah suci kenabian. Sejak awal, Tuhan Yang Maha Esa mengutus para Nabi dan Rasul dalam wujud manusia yang diamanahi wahyu untuk mengingatkan kehadiran-Nya, perintah-Nya, cinta-Nya, dan harapan-Nya. Sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, tradisi Islam mengakui seluruh mata rantai kenabian, mulai dari para Rasul yang paling dikenal, seperti Ibrahim, Nuh, Musa, dan Isa, hingga yang kurang dikenal, bahkan nabi yang tidak kita kenal sama sekali. Tuhan selalu menyertai kita sejak awal penciptaan hingga hari akhir kelak. Inilah makna sejati tauhid dan rumusan al-Qur'an tentang muasal dan muara hidup manusia: "Kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali".

            Said membuka buku Ma'alim Fi Ath-Thariq itu, di dalamnya ada beberapa lembar catatan. Said ingat ini catatan dari ceramah dalam ramadhan kemarin. Said kembali mencerna ceramah yang ia dengar beberapa waktu lalu saat bulan ramadhan. Dalam salah satu ceramah Ustad Ridwan Husen, Lc, beliau mengungkapkan puasa seharusnya tidak membuat kita melalaikan tugas berjihad di jalan Allah, membina masyarakat, memperbaiki masyarakat. Dengan tetap membersamai itu semua dengan amalan-amalan kita dalam ramadhan seperti tilawah, sholat sunnah, qiyamul lail, itikaf, dan lainnya.

            Para sahabat ketika Ramadhan, semangat berjihadnya meningkat. Kita terbalik karena kesibukan amalan kita lupa berjihad. Merekrut, dan liqo. Bahkan kadang liqo "diliburkan" karena "kesibukan" dalam "amalan harian".

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi" (Q.S al-A'raf : 7 : 96)

            Takwa itu, pandangan dari Ridwan Husen, Lc, dari perintah puasa maka takwa itu adalah perbaikan juga pada masyarakat. Maka takwa itu bukan hanya pada diri sendiri. Pada Ramadhan itu, Imam Hasan al-Banna, menargetkan bagaimana dampak takwa itu pada masyarakat. Khairun nas an faahum lin nas ("Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lain"). Ramadhan adalah bagaimana tantangan kita mentakwakan masyarakat. Puasa itu menurut DR. Yusuf Qardhawi, diperintahkan ketika keimanan masyarakat Madinah telah kokoh. Perintah puasa itu hanya batu loncatan. Karena mereka sudah beriman.

            Orang-orang yang menang di peperangan-peperangan akidah di belakang nabi-nabi mereka adalah mereka yang memulai peperangan dengan permohonan ampun atas dosa, bertawakal kepada Allah, dan berlindung ke perlindungan-Nya yang kokoh. Maka, membersihkan diri dari dosa, bertawakal kepada Allah, dan kembali ke perlindungan-Nya adalah termasuk modal kemenangan, bukan sesuatu yang terpisah dari medan". Kembali Said terkenang dengan kata-kata Sayyid Qutbh sembari mencerna dengan ceramah Ustad Ridwan.

            Maka secara pribadi, apa kita sudah punya modal keimanan yang cukup. Untuk menjadikan masyarakat yang takwa. Hingga keberkahan itu menyertai masyarakat yang beriman dan bertakwa. Demikianlah Indonesia dengan penduduknya yang mayoritas Muslim yang terjadi malah kemunduran setiap tahun. Maka tanyakanlah puasa kita. Refleksi keimanan kita. Standar keimanan.

"Sesungguhnya orang-orang beriman adalah mereka apabila disebut nama Allah, gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal" (Q.S. al-Anfal : 6 : 2)

            Ketika membaca sejarah peradaban, kita akan menemukan satu kaidah bahwa pada saat sebuah peradaban sedang naik, maka sesungguhnya peradaban tersebut sedang dikendalikan oleh ruh. Sementara ketika peradaban berjalan mendatar maka yang mengendalikannya adalah rasio atau akal. Dan ketika peradaban sedang menukik turun, maka berarti ia sedang dikendalikan oleh syahwat atau hawa nafsu. Fenomena sejarah yang menunjukkan peradaban dalam grafik naik berarti juga memperlihatkan rasio perbandingan antara sumber daya dan produktivitas. Pada saat kita dikendalikan oleh ruh maka produktivitas kitapun jauh lebih besar dari sumber daya yang kita miliki. Sedangkan grafik mendatar menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya berbanding lurus dengan produktivitas kita atau dengan kata lain berimbang. Sementara grafik menurun, memperlihatkan gambaran bahwa produktivitas kita jauh lebih rendah dari ketersediaan sumber daya yang ada.

"Allah ingin membangun komunitas, harakah dan akidah dalam waktu bersamaan. Dan Allah menghendaki pembangunan masyarakat dan harakah yang berakidah dan membangun akidah yang memiliki masyarakat dan harakah. Allah menghendaki akidah menjadi realitas masyarakat yang berharakah dan menghendaki realitas masyarakat berharakah yang sebenarnya menjadi entitas riil dari akidah".

"Orang Quraisy bukan semata-mata menentang seorang manusia dan sebuah misi. Sesungguhnya, jika semua utusan Tuhan mendapati pengalaman yang sama. Penentangan serupa dan kebencian dari sebagian besar kaumnya. Hal itu terjadi karena kandungan pesan yang mereka bawah merupakan revolusi radikal atas tatanan masyarakat". Said masih terpendam dalam lamunannya tentang Tauhid. Ya, revolusi radikal itu adalah revolusi tauhid.

#

            Dalam ruangan yang biasa digunakan untuk rapat itu, ada satu meja, dan dua kursi. Sekretariat yang berada di jalan lorong kecil. Berada di sekitarnya ada penginapan, di jalan lorong ini, di sebelah sananya juga ada sebuah mushala kecil, di dekat mushala itu, ada juga sebuah gereja besar, terkadang kalau berjalan mau sholat entah sholat maghrib atau sholat ashar, kadang disana gaung adzan berkumandang, dan berjalan pelan-pelan menuju mushala itu, sembari akan terdengar suara nyanyian dari gereja.

            Di mushala ini juga kita temui seorang yang hanya berkaki satu, tapi tak lekang baginya untuk meninggalkan sholat di masjid, bahkan ia kadang selalu datang di awal-awal waktu sholat. Para kader selalu melihatnya, terinspirasi olehnya.

"Ah, ia yang fisiknya terlihat tak sempurna tapi selalu berusaha sholat tepat waktu". Said menghela napasnya dalam perenungannya.

"Pria berkaki satu yang berjalan dengan tongkat itu, ternyata lebih kuat dari banyak orang yang fisiknya kelihatan kuat tapi lalai dengan sholatnya"

            Said masih di ruangan di sekretariat itu masih dalam perenungannya. Perenungan tentang tauhid.Di sekretariat ini ada tinggal beberapa kader, akh Haris dan akh Misno. Entah hari ini mereka lagi keluar, entah kemana. Said sendiri di sini.

            Ia berjalan ke belakang, dapur sekretariat. "Mengambil air segelas, rasanya bisa menemani kembali aku dalam perenungan ini", Said sambil bergegas mengambil air segelas itu. Ia kembali dalam perenungannya.

            "Ucapan 'La Ilaha Illallah' tidaklah asing di telinga orang-orang Arab. Mereka memahami bahasa mereka dengan baik, dan memahami maksud hakiki seruan ini. Mereka mengerti apa yang dituju oleh seruan ini berkenaan dengan aturan main, kepemimpinan dan kekuasaan mereka. Karena itu, mereka menyambut seruan atau revolusi ini dengan sambutan yang kejam, dan menabuh genderang perang demi menantangnya. Perang yang tidak asing lagi bagi semua orang"

            "Lantas, mengapa Sang Arsitek Peradaban itu tak henti menegakkan ini? Pria yang wajahnya berseri-seri, bagus perawakannya, tidak merasa berat karena gemuk, tidak bisa dicela karena kepalanya kecil, elok dan tampan, di matanya ada warna hitam, bulu matanya panjang, tidak mengobral bicara, lehernya panjang, matanya jelita, memakai celak mata, alisnya tipis, memanjang dan bersambung, rambutnya hitam, jika diam dia tampak berwibawa, jika berbicara dia tampak menarik, dia adalah orang yang paling elok dan menawan dilihat dari kejauhan, bagus dan manis setelah mendekat"

            "Lantas mengapa dakwah harus dimulai dari revolusi radikal itu? Mengapa Allah memutuskan bahwa dakwah harus dimulai dari situasi yang sulit itu?"

Said masih terus masuk semakin dalam, dalam perenungannya.

            "Barangkali ada yang berpendapat, Sang Arsitek Peradaban itu sebenarnya mampu membangkitkan semangat pan-Arabisme yang mengarah pada usaha mempersatukan blok-blok Arab yang telah terkikis oleh permusuhan dan disintegrasi. Usaha untuk menggiring kepada semangat nasionalisme Arab. Upaya mengangkat panji-panji Arabisme dan menciptakan kesatuan kebangsaan Arab di seluruh penjuru Jazirah Arab"

Dalam ruangan itu ada sebuah kas kecil berisi buku-buku untuk perpustakaan sekretariat. Dan sebuah kain besar menggantung seperti gorden, pas di tengah-tengah ruangan yang akan digunakan sebagai tiras pembatas ketika rapat. Said meminumair putih yang di depannya itu.

"Barangkali ada yang berpendapat, andai saja Sang Arsitek Peradaban itu menyebarluaskan dakwah seperti itu (kepada semua orang Arab), niscaya seluruh orang Arab pasti meresponsnya dengan baik"

"Tapi sekali lagi tidak, Sang Arsitek Peradaban itu, dakwahnya tidak terbatas pada itu"

            Rak-rak dalam kas itu dipenuhi oleh beberapa buku, karya Imam Hasan al-Banna, Sayyid Qutbh, Yusuf Qardhawi, dan beberapa buku ideolog IM lain. Disini juga beberapa buku senior, buku Negara, Pasar dan Rakyat -- Fahri Hamzah, dan beberapa buku tentang dakwah, politik Islam, buku-buku kepemudaan, Gerakan Perlawanan dari Masjid Kampus, dan lainnya.

            "Sang Arsitek Peradaban itu berdakwah demi tegaknya agama ini. Masyarakat Arab adalah masyarakat terburuk dalam hal pemerataan kekayaan dan keadilan. Hanya kelompok minoritas yang memilki harta dan  barang perniagaan. Mereka menggelar praktik riba, sehingga harta dan perniagaan mereka pun menjadi berlipat keuntungannya. Sebaliknya, khalayak mayoritas hanya bersahabat dengan kerasnya kehidupan dan kelaparan"

            "Barangkali ada yang berpendapat, Sang Arsitek Peradaban itu, sebenarnya bisa mengangkat panji-panji sosialisme dengan mengobarkan perang melawan kelas borjouis. Bisa juga mengusung dakwah yang mengarah pada revolusi dan mengembalikan kekayaan orang-orang kaya kepada orang-orang miskin"

            "Tapi tidak, sekali lagi, dakwah Sang Arsitek Peradaban ini, melebihi itu, karena keadilan sosial di dalam masyarakat haruslah terpancar dari konsepsi teologis yang komprehensif"

            Dalam sekretariat ini terdiri dari tiga kamar, satu kamar digunakan untuk akhwat, tempat akhwat sholat dan mungkin rapat diantara mereka, satu ruangan itu hanya khusus untuk mereka, para perempuan. Ruangan itu ada sebuah kamar mandi. Dua kamar lagi ditempati oleh para ikhwan, entah sebagai tempat istirahat atau kamar untuk yang menjaga sekretariat ini. Di belakangnya dapur. Dan ada satu kamar mandi.

Said masih merenung dalam lamunannya. Di depannya ada beberapa buku karya Sayyid Qutbh, Ma'alim Fi Ath-Thariq, Keadilan Sosial dalam Islam, Detik-Detik Terakhirku, dan Fikih Pergerakan, serta Biografi Sayyid Qutbh. Said mengagumi Sayyid Qutbh. Tapi ia jauh lebih mengagumi, bukan hanya mengagumi tapi mencintai dan menyayangi Sang Arsitek Peradaban ini dibanding Sayyid Qutbh. "Ah, Sayyid Qutbh, adalah pelanjut Sang Arsitek Peradaban ini, karena keteguhan Sayyid Qutbh terhadap revolusi tauhid Sang Peradaban ini, Sayyid rela mati di tiang gantung". Sang Arsitek Peradaban yang Sayyid Qutbh tuliskan dalam Ma'alim Fi Ath-Tariq, pada bagian Karateristik Manhaj Qur'ani. Ya, revolusi tauhid. Dan Said saat ini sedang merenunginya. Said berharap diakui sebagai umatnya Sang Arsitek Peradaban ini, di depan Allah nanti di hari Perhitungan nanti. Mendapat pertolongan dari Sang Arsitek Peradaban ini.

            "Sang Arsitek Peradaban diutus ketika level moralitas di Jazirah Arab sedang jatuh pada titik nadir dalam berbagai dimensinya. Dan di sisi lain tabiat Badui yang menonjol merebak di masyarakat"

            "Tradisi minum khamr dan bermain judi merebak di dalam masyarakat. Pernikahan dengan berbagai pola hadir pada masa itu. Ada pernikahan seperti sekarang dimana seorang laki-laki melamar kepada orang tua untuk mendapat anak gadisnya atau walinya. Kemudian menetapkan mahar dan dilangsungkan pernikahan. Ada pernikahan dimana seorang laki-laki berkata kepada istrinya, setelah ia suci dari haid, pergilah kepada si Fulan dan bersenggamalah dengannya! Suaminya kemudian mengasingkannya dan tidak menyentuhnya sama sekali sampai akhirnya istrinya benar-benar hamil. Dia melakukan hal itu hanya karena senang kepada anak yang dikandung istrinya".

            "Ada pernikahan dimana sekelompok laki-laki yang tak mempunyai hubungan keluarga dengan si wanita, berkumpul dan bersenggama dengan wanita itu, semuanya menyenggamainya. Wanita itu hamil lalu melahirkan. Dan setelah wanita itu melahirkan, ia mengundang mereka dan tak seorang menolaknya. Wanita itu berkata, kalian semua telah mengetahui apa yang telah kalian lakukan. Kini, aku telah mempunyai anak. Ini adalah anakmu, wahai Fulan! Kamu boleh menamainya dengan nama yang kamu suka. Kemudian laki-laki yang ditunjuki harus membawa anak itu, dan ia tidak boleh menolak"

            "Ada pernikahan dimana banyak laki-laki berkumpul, kemudian mereka menyenggamai wanita, dan wanita ini tidak dapat menolak siapa pun yang datang. Jika salah seorang wanita itu hamil dan melahirkan anak, para lelaki itu pun mendatangi si wanita dan memanggill beberapa orang pinta. Orang pintar ini kemudian mengaitkan ciri fisik si anak dengan ciri fisik para lelaki itu. Yang dianggap sesuai maka harus mengakui dan menganggapnya sebagai anaknya. Lalu dipanggilah si anak dan di serahkan kepadanya, dan lelaki itu tak boleh mengelak"

            "Dekandensi moral dengan segala bentuknya menjadi cerminan dari masyarakat masa itu. Barangkali ada yang berpendapat Sang Arsitek Peradaban dapat menggemakan dakwahnya sebagai dakwah pembaharuan demi menegakkan moralitas, membersihkan masyarakat, dan menyucikan jiwa-jiwa mereka"

            "Tapi sekali lagi tidak, apa yang dibawa Sang Arsitek Peradaban, yang dirisalah Allah, bukan terbatas pada itu saja. Bahwa moralitas haruslah berlandaskan akidah. Akidahlah yang menyusun konsiderans dan menetapkan nilai-nilai moralitas"

            Said meminum air putihnya lagi. Airnya tinggal seperempat dari gelas. Sekali lagi ia meminum airnya lagi. Dan kembali ke dapur untuk menambah air segelas lagi. Para kader organisasi ini setelah terbina, tidaklah terbiasa merokok,  sebagaimana para aktivis lainnya yang kadang menganggap rokok sebagai sumber inspirasi. Mereka menjauhi rokok. Sebagaimana penjelasan Imam Hasan al-Banna dalam Majmuatur Rasail, Kewajiban Aktivitis. "Wahai al-akh yang tulus keimananmu pada baiat ini mengharuskanmu untuk menunaikan kewajiban-kewajiban, sehingga engkau menjadi batu yang kuat bagi bangunan Islam".

Pada poin keempat tertulis, "Hendaklah engkau tidak merokok sama sekali".

Said kembali menyeduh air putihnya. Kembali pada perenungannya tentang revolusi tauhid.

"Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, tidak mengarahkan Rasulullah SAW untuk hanya pada semangat kesatuan Arab atau panji-panji keadilan sosial atau pembaharuan moralitas. Tidak hanya terbatas pada itu. Allah hanya mengarahkan Sang Nabi supaya menegakkan kalimah la ilaha illallah"

Said menghabiskan airnya untuk gelas keduannya ini. "Semuanya bermula dari ini. Kandungan pesan yang dibawah Sang Arsitek Peradaban merupakan revolusi radikal atas tatanan masyarakat. Semua bermula dari  revolusi tauhid".

Said tersenyum dan dalam pikirnya, "Iman bukan sekedar ucapan atau pengakuan belaka. Iman merupakan kebenaran yang jika masuk ke dalam akal akan memberikan kepuasaan akli, jika masuk ke dalam perasaan akan memperkuatnya, jika masuk ke dalam keinginan akan membuatnya dinamis dan mampu menggerakkan", lirihnya seperti pandangan Syaikh DR. Yusuf Qardhawi dalam catatan buku kecil Sistem Pendidikan Ikhwanul Muslimin.

Ia terhenti dalam lamunannya itu, "Bahwa semua bermula dari itu. Bermula dari tauhid. Makna La Ilaha illallah adalah menolak ketundukkan dan penghambaan kepada kekuasaan selain Allah, menolak perintah selain perintah-Nya, menolak segala bentuk loyalitas kecuali loyalitas kepada-Nya, dan menolak segala cinta, kecuali cinta kepada dan karena-Nya".

"Dan segala nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (datangnya). Dan bila kamu ditimpa kemudaratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. (Q.S. An-Nahl : 53).

Seorang kawan datang. Penghuni sekretariat ini datang. Ia membawa tahu isi. Tahu isi menjadi makanan yang pas bagi mereka. Bagi mahasiswa yang uangnya pas-pasan. Tahu isi pun terasa nikmat. Ya, semoga tahu isi itu tak membuat mereka lupa pada masa-masa itu nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun