KISAH HAKIM BAO DAN PARA PENDEKAR PENEGAK KEADILAN
BAGIAN 4 – BAO WENZHENG MENGIKAT JANJI PERNIKAHAN DAN MENJADI PEJABAT DI DINGYUAN
Bao Xing melihat pengumuman itu dan mendapatkan ide. Ia bertanya kepada orang di sampingnya, “Desa Yinyi ini dari sini berapa jauh?” Orang itu menjawab, “Hanya tiga li dari sini. Kamu bertanya untuk apa?”
Bao Xing menjawab, “Tidak bermaksud menyembunyikan kebenaran dari kalian, tetapi tuan muda keluarga kami memiliki kemampuan mengusir roh jahat, menaklukkan segala jenis siluman, dan bisa menyembuhkan orang. Hanya satu hal, kami orang dari luar desa, tuan muda keluarga kami walaupun memiliki kemampuan luar biasa, tetapi tidak berani menunjukkan diri, takut menyebabkan desas-desus dalam masyarakat. Juga tidak mudah mengusir siluman, orang harus datang memohon dengan tulus. Tuan muda pasti mengatakan tidak bisa mengusir siluman. Semakin mengatakan tidak bisa semakin orang itu harus memohon. Beliau ingin mengetahui apakah orang tersebut benar-benar tulus. Jika orang itu memohon dengan tulus, maka beliau akan menyetujuinya.”
Orang itu setelah mendengar hal ini berkata, “Ini apa sulitnya. Sepanjang tuan muda keluarga kalian menyetujui, masuk ke dalam air panas dan melewati api aku pun mau.” Bao Xing berkata, “Jika demikian, tidak perlu banyak bicara lagi. Kamu lepaskan pengumuman ini, ikut aku pergi.”
Keramaian orang mendengar ada yang dapat mengusir siluman, tidak tahan ingin melihat. Tidak sedikit orang yang mengikuti mereka dari belakang.
Bao Xing membawa orang itu ke pintu gerbang toko dan berkata kepada semua orang, “Teman-teman sesama penduduk desa, jika tuan muda keluarga kami tidak menyetujui, pada waktu akan pergi, harap tuan-tuan dan nona menghalangi.” Orang itu juga berkata kepada semua orang, “Merepotkan teman-teman sekalian, jika guru tidak menyetujui, mohon bantuannya.”
Bao Xing menyuruh penjaga pintu gerbang menghadang dengan kuat. Setelah masuk ke dalam rumah makan, ia berkata lagi kepada orang itu, “Kamu pergi dulu ke kasir mempersiapkan uang untuk kami, untuk menghindari bolak-balik yang bisa menunda waktu.” Orang itu berkata, “Baik.”
Sampai di kasir, ketika melihatnya kasir mengangkat tangannya memberi salam dan berkata, “Paman kedua Li silahkan, sudah lama tidak datang ke toko kecil ini.” Siapa sangka orang itu bermarga Li bernama Bao, seorang pengurus di rumah Tuan Li.
Li Bao segera menjawab, “Mohon bantuannya, di lantai atas terdapat tuan muda orang itu. Tuan itu makan berapa banyak, masukkan dalam tagihan saya.” Penjaga toko itu langsung diam-diam memberitahukan pelayan. Bao Xing bersama dengan Li Bao berjalan sampai di tangga. Ia menyuruh Li Bao setelah mendengar suara batuk segera naik ke atas untuk memohon. Li Bao menyetujui dan Bao Xing segera naik ke atas.
Ternyata Bao Zheng di atas sudah menunggu dengan hati yang kesal. Matanya menatap tajam, tetapi tidak juga melihat Bao Xing pulang. Pikirannya melayang ke mana-mana. Sebelumnya ia berpikir bertemu dengan paman Bao Xing pasti banyak merepotkannya. Mungkin Bao Xing gagal mendapatkan pinjaman dan merasa malu menemui dirinya. Kemudian ia berpikir, “Tidak pernah mendengar ia memiliki keluarga di sini. Jangan-jangan ia tidak bisa mendapatkan biaya perjalanan sama sekali, diam-diam melarikan diri? Atau mungkin ia karena masih muda, salah mengambil jalan. Ini juga tidak dapat diketahui.”