Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ariyasacca Vibhanga: Penjelasan Empat Kebenaran Mulia

25 Oktober 2014   21:26 Diperbarui: 25 Agustus 2018   10:45 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ariyasacca Vibhanga

Penjelasan Empat Kebenaran Mulia


Di Benares, di Taman Rusa di Isipatana Sang Tathāgata, yang sempurna dan tercerahkan sempurna, memutar Roda Dhamma yang tiada bandingnya, yang tidak dapat dihentikan oleh petapa atau brahmana atau dewa atau Māra atau Brahmā atau siapapun di dunia – yaitu, mengumumkan, mengajarkan, menjelaskan, menegakkan, mengungkapkan, membabarkan, dan memperlihatkan Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini?

(1) Mengumumkan, mengajarkan, menjelaskan, menegakkan, mengungkapkan, membabarkan, dan memperlihatkan kebenaran mulia penderitaan.

(2) Mengumumkan, mengajarkan, menjelaskan, menegakkan, mengungkapkan, membabarkan, dan memperlihatkan kebenaran mulia asal-mula penderitaan.

(3) Mengumumkan, mengajarkan, menjelaskan, menegakkan, mengungkapkan, membabarkan, dan memperlihatkan kebenaran mulia lenyapnya penderitaan

(4) Mengumumkan, mengajarkan, menjelaskan, menegakkan, mengungkapkan, membabarkan, dan memperlihatkan kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.[1]

Kebenaran Mulia Penderitaan

Apakah kebenaran mulia penderitaan? Kelahiran adalah penderitaan, penuaan adalah penderitaan, penyakit adalah penderitaan, kematian adalah penderitaan; berkumpul dengan apa yang tidak menyenangkan adalah penderitaan; berpisah dengan apa yang menyenangkan adalah penderitaan; tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah penderitaan; singkatnya, kelima kelompok unsur kehidupan yang dilekati adalah penderitaan.[2]

Apakah kelahiran itu? Kelahiran makhluk-makhluk ke dalam berbagai urutan kehidupan, akan terlahir, berdiam [dalam rahim], pembentukan, perwujudan kelompok-kelompok unsur kehidupan, memperoleh landasan-landasan kontak – ini disebut kelahiran.

Apakah penuaan itu? Penuaan makhluk-makhluk dalam berbagai urutan kehidupan, usia tua, gigi tanggal, rambut memutih, kulit keriput, kemunduran kehidupan, melemahnya indria-indria – ini disebut penuaan.

Apakah penyakit itu? Kesakitan jasmani, ketidak-nyamanan jasmani, sakit, perasaan tidak menyenangkan yang muncul dari kontak jasmani – ini disebut penyakit.

Apakah kematian itu? Berlalunya makhluk-makhluk dalam berbagai urutan kehidupan, kematiannya, terputusnya, lenyapnya, sekarat, selesainya waktu, hancurnya kelompok-kelompok unsur kehidupan, terbaringnya tubuh – ini disebut kematian.[1]

Apakah berkumpul dengan apa yang tidak menyenangkan itu? Di sini, siapa pun yang tidak diinginkan, tidak disukai, bentuk-bentuk, suara-suara, bau-bauan, rasa-kecapan, objek-sentuhan, atau objek-pikiran yang tidak menyenangkan, atau siapa pun yang bertemu dengan orang yang mengharapkan kemalangannya, orang yang mengharapkan kecelakaannya, ketidaknyamanannya, ketidakamanannya, yang dengan mereka ia berkumpul, bergaul, berhubungan, bergabung – ini disebut berkumpul dengan apa yang tidak menyenangkan.

Apakah berpisah dengan apa yang menyenangkan itu? Di sini, siapa pun yang diinginkan, disukai, bentuk-bentuk, suara-suara, bau-bauan, rasa-kecapan, objek-sentuhan, atau objek-pikiran yang menyenangkan, atau siapa pun yang bertemu dengan orang yang mengharapkan kesejahteraannya, orang yang mengharapkan kebaikannya, kenyamanannya, keamanannya, yang kemudian ia direnggut dari kebersamaan, pergaulan, hubungan, gabungan demikian– ini disebut berpisah dengan apa yang menyenangkan.[3]

Apakah tidak mendapatkan apa yang diinginkan itu? Bagi makhluk-makhluk yang tunduk pada kelahiran muncul keinginan: ‘Oh, semoga kami tidak tunduk pada kelahiran! Semoga kelahiran tidak terjadi pada kami!’ Tetapi hal ini tidak dapat diperoleh dengan cara menginginkan, dan inilah tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

Bagi makhluk-makhluk yang tunduk pada penuaan muncul keinginan: ‘Oh, semoga kami tidak tunduk pada penuaan! Semoga penuaan tidak terjadi pada kami!’ Tetapi hal ini tidak dapat diperoleh dengan cara menginginkan, dan inilah tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

Bagi makhluk-makhluk yang tunduk pada penyakit muncul keinginan: ‘Oh, semoga kami tidak tunduk pada penyakit! Semoga penyakit tidak terjadi pada kami!’ Tetapi hal ini tidak dapat diperoleh dengan cara menginginkan, dan inilah tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

Bagi makhluk-makhluk yang tunduk pada kematian muncul keinginan: ‘Oh, semoga kami tidak tunduk pada kematian! Semoga kematian tidak terjadi pada kami!’ Tetapi hal ini tidak dapat diperoleh dengan cara menginginkan, dan inilah tidak mendapatkan apa yang diinginkan.[1]

Apakah kelima kelompok unsur kehidupan yang dilekati? Yaitu: kelompok unsur bentuk yang dilekati, kelompok unsur perasaan yang dilekati, kelompok unsur persepsi yang dilekati, kelompok unsur bentukan-bentukan kehendak yang dilekati, dan kelompok unsur kesadaran yang dilekati. Ini disebut kelima kelompok unsur kehidupan yang dilekati.[1]

Lima Kelompok Unsur Kehidupan

Apakah kelompok unsur bentuk itu? Empat unsur utama dan bentuk yang diturunkan dari empat unsur utama; ini disebut bentuk. Bentuk apa pun juga, apakah di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat – ini disebut kelompok unsur bentuk.[4]

Apakah empat unsur utama itu? Yaitu unsur tanah, unsur air, unsur api, dan unsur udara.

Apakah unsur tanah itu? Unsur tanah dapat berupa internal maupun eksternal. Apakah unsur tanah internal? Apapun yang internal, bagian dari diri sendiri, padat, keras, dan dilekati; yaitu rambut-kepala, bulu-badan, kuku, gigi, kulit, daging, urat, tulang, sumsum, ginjal, jantung, hati, sekat rongga dada, limpa, paru-paru, usus, selaput pengikat organ dalam tubuh, isi perut, kotoran, atau apapun lainnya yang internal, bagian dari diri sendiri, padat, keras, dan dilekati: ini disebut unsur tanah internal. Sekarang baik unsur tanah internal maupun unsur tanah eksternal adalah unsur tanah.

Apakah unsur air itu? Unsur air dapat berupa internal maupun eksternal. Apakah unsur air internal? Apapun yang internal, bagian dari diri sendiri, air, basah, dan dilekati; yaitu cairan empedu, dahak, nanah, darah, keringat, lemak, air mata, minyak, ludah, ingus, cairan sendi, air kencing, atau apapun lainnya yang internal, bagian dari diri sendiri, air, basah, dan dilekati: ini disebut unsur air internal. Sekarang baik unsur air internal maupun unsur air eksternal adalah unsur air.

Apakah unsur api itu? Unsur api dapat berupa internal maupun eksternal. Apakah unsur api internal? Apapun yang internal, bagian dari diri sendiri, api, panas, dan dilekati; yaitu yang dengannya seseorang menjadi hangat, menua, dan terhabiskan, dan yang dengannya apa yang dimakan, diminum, dikonsumsi, dan dikecap sepenuhnya dicerna, atau apapun lainnya yang internal, bagian dari diri sendiri, api, panas, dan dilekati: ini disebut unsur api internal. Sekarang baik unsur api internal maupun unsur api eksternal adalah unsur api.

Apakah unsur udara itu? Unsur udara dapat berupa internal maupun eksternal. Apakah unsur udara internal? Apapun yang internal, bagian dari diri sendiri, udara, berangin, dan dilekati; yaitu udara yang naik ke atas, udara yang turun ke bawah, udara dalam perut, udara dalam usus, udara yang mengalir melalui bagian-bagian tubuh, nafas masuk, nafas keluar, atau apapun lainnya yang internal, bagian dari diri sendiri, udara, berangin, dan dilekati: ini disebut unsur udara internal. Sekarang baik unsur udara internal maupun unsur udara eksternal adalah unsur udara.[5]

Apakah kelompok unsur perasaan itu? Terdapat enam kelompok perasaan: perasaan yang berasal dari kontak-mata, perasaan yang berasal dari kontak-telinga, perasaan yang berasal dari kontak-hidung, perasaan yang berasal dari kontak-lidah, perasaan yang berasal dari kontak-badan, perasaan yang berasal dari kontak-pikiran; ini disebut perasaan. Perasaan apa pun juga, apakah di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat – ini disebut kelompok unsur perasaan.

Apakah kelompok unsur persepsi itu? Terdapat enam kelompok persepsi: persepsi bentuk, persepsi suara, persepsi bau-bauan, persepsi rasa-kecapan, persepsi objek-sentuhan, persepsi objek-pikiran; ini disebut persepsi. Persepsi apa pun juga, apakah di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat – ini disebut kelompok unsur persepsi.

Apakah kelompok unsur bentukan-bentukan kehendak itu? Terdapat enam kelompok kehendak: kehendak sehubungan dengan bentuk, kehendak sehubungan dengan suara, kehendak sehubungan dengan bau-bauan, kehendak sehubungan dengan rasa kecapan, kehendak sehubungan dengan objek-sentuhan, kehendak sehubungan dengan objek-pikiran; ini disebut kehendak. Bentukan-bentukan kehendak apa pun juga, apakah di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat – ini disebut kelompok unsur bentukan-bentukan kehendak.

Apakah kelompok unsur kesadaran itu? Terdapat enam kelompok kesadaran: kesadaran-mata, kesadaran-telinga, kesadaran-hidung, kesadaran-lidah, kesadaran-badan, kesadaran-pikiran; ini disebut kesadaran. Kesadaran apa pun juga, apakah di masa lalu, di masa depan, atau di masa sekarang, internal atau eksternal, kasar atau halus, hina atau mulia, jauh atau dekat – ini disebut kelompok unsur kesadaran.[4]

Apakah kesadaran-mata? Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, muncul kesadaran-mata. Apakah kesadaran-telinga? Dengan bergantung pada telinga dan suara-suara, muncul kesadaran-telinga. Apakah kesadaran-hidung? Dengan bergantung pada hidung dan bau-bauan, muncul kesadaran-hidung. Apakah kesadaran-lidah? Dengan bergantung pada lidah dan rasa kecapan, muncul kesadaran-lidah. Apakah kesadaran-badan? Dengan bergantung pada badan dan objek-objek sentuhan, muncul kesadaran-badan. Apakah kesadaran-pikiran? Dengan bergantung pada pikiran dan objek-objek pikiran, muncul kesadaran-pikiran.

Apakah kontak-mata? Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, muncul kesadaran-mata; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-telinga? Dengan bergantung pada telinga dan suara-suara, muncul kesadaran-telinga; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-hidung? Dengan bergantung pada hidung dan bau-bauan, muncul kesadaran-hidung; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-lidah? Dengan bergantung pada lidah dan rasa kecapan, muncul kesadaran-lidah; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-badan? Dengan bergantung pada badan dan objek-objek sentuhan, muncul kesadaran-badan; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-pikiran? Dengan bergantung pada pikiran dan objek-objek pikiran, muncul kesadaran-pikiran; pertemuan ketiga ini adalah kontak.

Apakah perasaan yang berasal dari kontak-mata? Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, muncul kesadaran-mata; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-telinga? Dengan bergantung pada telinga dan suara-suara, muncul kesadaran-telinga; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-hidung? Dengan bergantung pada hidung dan bau-bauan, muncul kesadaran-hidung; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-lidah? Dengan bergantung pada lidah dan rasa kecapan, muncul kesadaran-lidah; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-badan? Dengan bergantung pada badan dan objek-objek sentuhan, muncul kesadaran-badan; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-pikiran? Dengan bergantung pada pikiran dan objek-objek pikiran, muncul kesadaran-pikiran; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan.[6]

Kebenaran Mulia Asal-Mula Penderitaan

Apakah kebenaran mulia asal-mula penderitaan? Adalah ketagihan yang menuntun menuju penjelmaan baru, disertai dengan kesenangan dan nafsu, mencari kenikmatan di sana-sini; yaitu, ketagihan pada kenikmatan indria, ketagihan pada penjelmaan, ketagihan pada pemusnahan.[2]

Apakah ketagihan itu? Terdapat enam kelompok ketagihan: ketagihan pada bentuk-bentuk, ketagihan pada suara-suara, ketagihan pada bau-bauan, ketagihan pada rasa kecapan, ketagihan pada objek-objek sentuhan, ketagihan pada objek-objek pikiran.[7]

Apakah tagihan pada bentuk-bentuk? Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, muncul kesadaran-mata; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada suara-suara? Dengan bergantung pada telinga dan suara-suara, muncul kesadaran-telinga; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada bau-bauan? Dengan bergantung pada hidung dan bau-bauan, muncul kesadaran-hidung; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada rasa kecapan? Dengan bergantung pada lidah dan rasa kecapan, muncul kesadaran-lidah; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada objek-objek sentuhan? Dengan bergantung pada badan dan objek-objek sentuhan, muncul kesadaran-badan; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada objek-objek pikiran? Dengan bergantung pada pikiran dan objek-objek pikiran, muncul kesadaran-pikiran; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan.[6]

Apakah ketagihan pada kenikmatan indria? Terdapat lima utas kenikmatan indria ini: bentuk-bentuk yang dikenali oleh mata yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu; suara-suara yang dikenali oleh telinga yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu; bau-bauan yang dikenali oleh hidung yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu; rasa kecapan yang dikenali oleh lidah yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu; objek objek sentuhan yang dikenali oleh badan yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Keinginan dan nafsu pada lima utas kenikmatan indria inilah disebut ketagihan pada kenikmatan indria.[11]

Apakah ketagihan pada penjelmaan? Terdapat tiga jenis penjelmaan: penjelmaan di alam indria, penjelmaan di alam berbentuk, penjelmaan di alam tanpa bentuk. Bergembira dalam penjelmaaan, sangat bergembira dalam penjelmaan, bersukacita dalam penjelmaan inilah disebut ketagihan pada penjelmaaan.

Apakah ketagihan pada pemusnahan? Mengalami kesusahan, malu, dan jijik dengan penjelmaan yang sama ini dan bergembira dalam ketiadaan penjelmaan, dengan mengatakan, ‘Sejauh diri ini, Tuan, musnah dan hancur dengan hancurnya jasmani dan tidak ada lagi setelah kematian, ini adalah damai, ini adalah keluhuran, hanya itu!’[12]

Ketagihan memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Ketagihan memiliki perasaan sebagai sumbernya, perasaan sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari perasaan. Perasaan memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Perasaan memiliki kontak sebagai sumbernya, kontak sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari kontak. Kontak memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Kontak memiliki enam landasan indria sebagai sumbernya, kontak sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari enam landasan indria. Enam landasan indria memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Enam landasan indria memiliki nama-dan-bentuk sebagai sumbernya, nama-dan-bentuk sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari nama-dan-bentuk. Nama-dan-bentuk memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Nama-dan-bentuk memiliki kesadaran sebagai sumbernya, kesadaran sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari kesadaran. Kesadaran memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Kesadaran memiliki bentukan-bentukan sebagai sumbernya, bentukan-bentukan kehendak sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari bentukan-bentukan kehendak. Bentukan-bentukan kehendak memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Bentukan-bentukan memiliki ketidaktahuan sebagai sumbernya, ketidaktahuan sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari ketidaktahuan.

Kemunculan Bergantungan

Demikianlah, dengan ketidaktahuan sebagai kondisi, maka muncul bentukan-bentukan kehendak; dengan bentukan-bentukan kehendak sebagai kondisi, maka muncul kesadaran; dengan kesadaran sebagai kondisi, maka muncul nama-dan-bentuk; dengan nama-dan-bentuk sebagai kondisi, maka muncul enam landasan indria; dengan enam landasan indria sebagai kondisi, maka muncul kontak; dengan kontak sebagai kondisi, maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi, maka muncul ketagihan; dengan ketagihan sebagai kondisi, maka muncul kemelekatan; dengan kemelekatan sebagai kondisi, maka muncul penjelmaan; dengan penjelmaan sebagai kondisi, maka muncul kelahiran; dengan kelahiran sebagai kondisi, maka muncul penuaan, kematian, dukacita, ratapan, kesakitan, kesedihan, dan keputus-asaan muncul. Demikianlah asal-mula keseluruhan kumpulan penderitaan ini.[8]

Apakah ketidaktahuan? Tidak mengetahui penderitaan, tidak mengetahui asal-mula  penderitaan, tidak mengetahui lenyapnya penderitaan, tidak mengetahui  jalan menuju lenyapnya penderitaan. Ini disebut ketidaktahuan.

Apakah bentukan-bentukan kehendak? Ada tiga jenis bentukan kehendak: bentukan  kehendak jasmani, bentukan kehendak ucapan, bentukan kehendak pikiran.  Ini disebut bentukan kehendak.

Apakah kesadaran? Ada enam kelompok kesadaran: kesadaran-mata,  kesadaran-telinga, kesadaran-hidung, kesadaran-lidah, kesadaran-badan,  kesadaran-pikiran. Ini disebut kesadaran.

Apakah nama-dan-bentuk? Perasaan, persepsi, kehendak, kontak, perhatian: ini disebut nama. Empat unsur  utama dan bentuk yang diturunkan dari empat unsur utama: ini disebut  bentuk. Demikianlah nama ini dan bentuk ini bersama-sama disebut  nama-dan-bentuk.

Apakah enam landasan indria? Landasan mata, landasan telinga, landasan hidung,  landasan lidah, landasan badan, landasan pikiran. Ini disebut enam  landasan indria.

Apakah kontak? Ada enam kelompok kontak: kontak-mata, kontak-telinga,  kontak-hidung, kontak-lidah, kontak-badan, kontak-pikiran. Ini disebut  kontak.

Apakah perasaan? Ada tiga jenis perasaan: perasaan menyenangkan, perasaan tidak menyenangkan, perasaan bukan-menyenangkan-juga-bukan-tidak-menyenangkan. Ini disebut perasaan.[14]

Apakah ketagihan? Ada tiga jenis ketagihan: ketagihan pada alam nafsu, ketagihan pada alam bentuk, ketagihan pada alam tak berbentuk. Ini disebut ketagihan.[14]

Apakah kemelekatan? Ada empat jenis kemelekatan: kemelekatan pada kenikmatan  indria, kemelekatan pada pandangan-pandangan, kemelekatan pada moralitas dan aturan, kemelekatan pada doktrin diri. Ini disebut kemelekatan.

Apakah penjelmaan? Ada tiga jenis penjelmaan: penjelmaan di alam indria,  penjelmaan di alam berbentuk, penjelmaan di alam tanpa bentuk. Ini  disebut penjelmaan.

Apakah kelahiran? Lahirnya berbagai makhluk menjadi berbagai golongan makhluk,  terlahirkan, masuk [ke dalam rahim], produksi, terwujudnya  kelompok-kelompok unsur kehidupan, perolehan landasan-landasan indria.  Ini disebut kelahiran.

Apakah penuaan-dan-kematian? Penuaan atas berbagai makhluk dalam berbagai  golongan makhluk, bertambah tua, gigi tanggal, rambut memutih, kulit  keriput, vitalitas menurun, indria-indria melemah: ini disebut penuaan. Meninggal-dunia-nya  berbagai makhluk dari berbagai golongan makhluk, binasa, hancur,  lenyap, mortalitas, kematian, berakhirnya waktu kehidupan, hancurnya  kelompok-kelompok unsur kehidupan, terbaringnya jasad: ini disebut  kematian. Demikianlah penuaan ini dan kematian ini bersama-sama disebut  penuaan-dan-kematian.[13]

Kebenaran Mulia Lenyapnya Penderitaan

Apakah kebenaran mulia lenyapnya penderitaan? Adalah peluruhan tanpa sisa dan lenyapnya ketagihan yang sama itu, meninggalkan dan melepaskannya, kebebasan darinya, tidak bergantung padanya.[2]

Apakah peluruhan tanpa sisa dan lenyapnya ketagihan itu? Dengan peluruhan tanpa sisa dan lenyapnya ketidaktahuan maka lenyap pula bentukan-bentukan kehendak; dengan lenyapnya bentukan-bentukan kehendak, lenyap pula kesadaran; dengan lenyapnya kesadaran, lenyap pula nama-dan-bentuk; dengan lenyapnya nama-dan-bentuk, lenyap pula enam landasan indria; dengan lenyapnya enam landasan indria, lenyap pula kontak; dengan lenyapnya kontak, lenyap pula perasaan; dengan lenyapnya perasaan, lenyap pula ketagihan. Ini disebut peluruhan tanpa sisa dan lenyapnya ketagihan.

Dengan lenyapnya ketagihan, lenyap pula kemelekatan; dengan lenyapnya kemelekatan, lenyap pula penjelmaan; dengan lenyapnya penjelmaan, lenyap pula kelahiran; dengan lenyapnya kelahiran, lenyap pula penuaan-dan-kematian, kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidaksenangan, dan keputus-asaan. Demikianlah lenyapnya keseluruhan kumpulan penderitaan.[8]

Kebenaran Mulia Jalan Menuju Lenyapnya Penderitaan

Apakah kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan? Adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini, yaitu pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar.[2]

Apakah pandangan benar? Pengetahuan atas penderitaan, pengetahuan atas asal-mula penderitaan, pengetahuan atas lenyapnya penderitaan, pengetahuan atas jalan menuju lenyapnya penderitaan; ini disebut pandangan benar.

Apakah kehendak benar? Kehendak melepaskan keduniawian, kehendak tanpa permusuhan, kehendak tanpa kekejaman; ini disebut kehendak benar.

Apakah ucapan benar? Menghindari ucapan salah, menghindari ucapan yang memecah belah, menghindari ucapan kasar, menghindari obrolan tanpa tujuan; ini disebut ucapan benar.

Apakah perbuatan benar? Menghindari membunuh makhluk hidup, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari perilaku salah dalam kenikmatan indria; ini disebut perbuatan benar.

Apakah penghidupan benar? Di sini seorang siswa mulia, setelah meninggalkan cara penghidupan yang salah, mencari penghidupan dengan cara penghidupan yang benar; ini disebut penghidupan benar.

Apakah usaha benar? Di sini seorang bhikkhu membangkitkan keinginan untuk tidak memunculkan kondisi-kondisi tidak bermanfaat yang belum muncul; ia berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikirannya, dan berupaya. Ia membangkitkan keinginan untuk meninggalkan kondisi-kondisi tidak bermanfaat yang telah muncul; ia berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikirannya, dan berupaya. Ia membangkitkan keinginan untuk memunculkan kondisi-kondisi bermanfaat yang belum muncul; ia berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikirannya, dan berupaya. Ia membangkitkan keinginan untuk mempertahankan kondisi-kondisi bermanfaat yang telah muncul, untuk ketidakmundurannya, untuk meningkatkannya, untuk memperluasnya, dan memenuhinya melalui pengembangan; ia berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikirannya, dan berupaya. Ini disebut usaha benar.

Apakah perhatian benar? Di sini seorang bhikkhu berdiam dengan merenungkan jasmani sebagai jasmani, tekun, penuh kewaspadaan, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan ketamakan dan penolakan terhadap dunia. Ia berdiam dengan merenungkan perasaan sebagai perasaan, tekun, penuh kewaspadaan, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan ketamakan dan penolakan terhadap dunia. Ia berdiam dengan merenungkan pikiran sebagai pikiran, tekun, penuh kewaspadaan, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan ketamakan dan penolakan terhadap dunia. Ia berdiam dengan merenungkan objek-objek pikiran sebagai objek-objek pikiran, tekun, penuh kewaspadaan, dan penuh perhatian, setelah menyingkirkan ketamakan dan penolakan terhadap dunia. Ini disebut perhatian benar.

Apakah konsentrasi benar? Di sini dengan cukup terasing dari kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna pertama yang disertai dengan awal pikiran dan kelangsungan pikiran, dengan sukacita dan kenikmatan yang muncul dari keterasingan. Dengan menenangkan awal pikiran dan kelangsungan pikiran, ia masuk dan berdiam dalam jhāna ke dua, yang memiliki keyakinan-diri dan keterpusatan pikiran tanpa awal pikiran dan kelangsungan pikiran, dengan sukacita dan kenikmatan yang muncul dari konsentrasi. Dengan meluruhnya sukacita, ia berdiam dalam keseimbangan, dan penuh perhatian dan penuh kewaspadaan, masih merasakan kenikmatan pada jasmani, ia masuk dan berdiam dalam jhāna ke tiga, yang dikatakan oleh para mulia: ‘Ia memiliki kediaman yang menyenangkan yang memiliki keseimbangan dan penuh perhatian.’ Dengan meninggalkan kenikmatan dan kesakitan, dan dengan pelenyapan sebelumnya kegembiraan dan kesedihan, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna ke empat,yang memiliki bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan dan kemurnian perhatian karena keseimbangan. Ini disebut konsentrasi benar.[9]

Ketika pikirannya yang terkonsentrasi sedemikian murni, cerah, tanpa noda, bebas dari ketidak-sempurnaan, lunak, lentur, kokoh, dan mencapai kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkannya pada pengetahuan hancurnya noda-noda. Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah penderitaan’; ia memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah asal-mula penderitaan’; ia memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah lenyapnya penderitaan’; Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’ Ia memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah noda-noda’; ia memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah asal-mula noda-noda’; ia memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah lenyapnya noda-noda’; ia memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya noda-noda’.

Ketika ia mengetahui dan melihat demikian, pikirannya terbebas dari noda keinginan indria, bebas dari noda penjelmaan, dan dari noda ketidaktahuan. Ketika terbebaskan, muncullah pengetahuan: ‘Terbebaskan.’ Ia memahami: ‘Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak akan ada lagi penjelmaan menjadi kondisi makhluk apapun’.”[10]

Ini adalah jalan tengah yang dibangkitkan oleh Sang Tathāgata, yang memunculkan penglihatan, yang memunculkan pengetahuan, yang menuntun menuju kedamaian, menuju pengetahuan langsung, menuju pencerahan, menuju Nibbāna.[2]

Demikianlah Empat Kebenaran Mulia yang diumumkan, diajarkan, dijelaskan, ditegakkan, diungkapkan, dibabarkan, dan diperlihatkan Sang Tathāgata, yang sempurna dan tercerahkan sempurna, di Benares, di Taman Rusa di Isipatana.

Sumber:

[1] MN 141 Saccavibhanga Sutta

[2] SN 56.11 Dhammacakkapavattana Sutta

[3] DN 22 Mahasatipatthana Sutta

[4] SN 22 Khandha Samyutta

[5] MN 28 Mahahatthipadopama Sutta

[6] MN 148 Chachakka Sutta

[7] MN 9 Sammaditthi Sutta

[8] MN 38 Mahatanhasankhaya Sutta

[9] SN 45.8 Magga Vibhanga Sutta

[10] MN 27 Culahatthipadopama Sutta

[11] MN 122 Mahasunnata Sutta

[12] Itivuttaka 49

[13] SN 12.2 Paticcasamuppada Vibhanga Sutta

[14] Samyukta Agama 298 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun