Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ariyasacca Vibhanga: Penjelasan Empat Kebenaran Mulia

25 Oktober 2014   21:26 Diperbarui: 25 Agustus 2018   10:45 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kontak-mata? Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, muncul kesadaran-mata; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-telinga? Dengan bergantung pada telinga dan suara-suara, muncul kesadaran-telinga; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-hidung? Dengan bergantung pada hidung dan bau-bauan, muncul kesadaran-hidung; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-lidah? Dengan bergantung pada lidah dan rasa kecapan, muncul kesadaran-lidah; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-badan? Dengan bergantung pada badan dan objek-objek sentuhan, muncul kesadaran-badan; pertemuan ketiga ini adalah kontak. Apakah kontak-pikiran? Dengan bergantung pada pikiran dan objek-objek pikiran, muncul kesadaran-pikiran; pertemuan ketiga ini adalah kontak.

Apakah perasaan yang berasal dari kontak-mata? Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, muncul kesadaran-mata; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-telinga? Dengan bergantung pada telinga dan suara-suara, muncul kesadaran-telinga; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-hidung? Dengan bergantung pada hidung dan bau-bauan, muncul kesadaran-hidung; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-lidah? Dengan bergantung pada lidah dan rasa kecapan, muncul kesadaran-lidah; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-badan? Dengan bergantung pada badan dan objek-objek sentuhan, muncul kesadaran-badan; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan. Apakah perasaan yang berasal dari kontak-pikiran? Dengan bergantung pada pikiran dan objek-objek pikiran, muncul kesadaran-pikiran; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan.[6]

Kebenaran Mulia Asal-Mula Penderitaan

Apakah kebenaran mulia asal-mula penderitaan? Adalah ketagihan yang menuntun menuju penjelmaan baru, disertai dengan kesenangan dan nafsu, mencari kenikmatan di sana-sini; yaitu, ketagihan pada kenikmatan indria, ketagihan pada penjelmaan, ketagihan pada pemusnahan.[2]

Apakah ketagihan itu? Terdapat enam kelompok ketagihan: ketagihan pada bentuk-bentuk, ketagihan pada suara-suara, ketagihan pada bau-bauan, ketagihan pada rasa kecapan, ketagihan pada objek-objek sentuhan, ketagihan pada objek-objek pikiran.[7]

Apakah tagihan pada bentuk-bentuk? Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, muncul kesadaran-mata; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada suara-suara? Dengan bergantung pada telinga dan suara-suara, muncul kesadaran-telinga; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada bau-bauan? Dengan bergantung pada hidung dan bau-bauan, muncul kesadaran-hidung; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada rasa kecapan? Dengan bergantung pada lidah dan rasa kecapan, muncul kesadaran-lidah; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada objek-objek sentuhan? Dengan bergantung pada badan dan objek-objek sentuhan, muncul kesadaran-badan; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan. Apakah ketagihan pada objek-objek pikiran? Dengan bergantung pada pikiran dan objek-objek pikiran, muncul kesadaran-pikiran; pertemuan ketiga ini adalah kontak; dengan kontak sebagai kondisi maka muncul perasaan; dengan perasaan sebagai kondisi maka muncul ketagihan.[6]

Apakah ketagihan pada kenikmatan indria? Terdapat lima utas kenikmatan indria ini: bentuk-bentuk yang dikenali oleh mata yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu; suara-suara yang dikenali oleh telinga yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu; bau-bauan yang dikenali oleh hidung yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu; rasa kecapan yang dikenali oleh lidah yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu; objek objek sentuhan yang dikenali oleh badan yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Keinginan dan nafsu pada lima utas kenikmatan indria inilah disebut ketagihan pada kenikmatan indria.[11]

Apakah ketagihan pada penjelmaan? Terdapat tiga jenis penjelmaan: penjelmaan di alam indria, penjelmaan di alam berbentuk, penjelmaan di alam tanpa bentuk. Bergembira dalam penjelmaaan, sangat bergembira dalam penjelmaan, bersukacita dalam penjelmaan inilah disebut ketagihan pada penjelmaaan.

Apakah ketagihan pada pemusnahan? Mengalami kesusahan, malu, dan jijik dengan penjelmaan yang sama ini dan bergembira dalam ketiadaan penjelmaan, dengan mengatakan, ‘Sejauh diri ini, Tuan, musnah dan hancur dengan hancurnya jasmani dan tidak ada lagi setelah kematian, ini adalah damai, ini adalah keluhuran, hanya itu!’[12]

Ketagihan memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Ketagihan memiliki perasaan sebagai sumbernya, perasaan sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari perasaan. Perasaan memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Perasaan memiliki kontak sebagai sumbernya, kontak sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari kontak. Kontak memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Kontak memiliki enam landasan indria sebagai sumbernya, kontak sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari enam landasan indria. Enam landasan indria memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Enam landasan indria memiliki nama-dan-bentuk sebagai sumbernya, nama-dan-bentuk sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari nama-dan-bentuk. Nama-dan-bentuk memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Nama-dan-bentuk memiliki kesadaran sebagai sumbernya, kesadaran sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari kesadaran. Kesadaran memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Kesadaran memiliki bentukan-bentukan sebagai sumbernya, bentukan-bentukan kehendak sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari bentukan-bentukan kehendak. Bentukan-bentukan kehendak memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, dari apakah ditimbulkan dan dihasilkan? Bentukan-bentukan memiliki ketidaktahuan sebagai sumbernya, ketidaktahuan sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari ketidaktahuan.

Kemunculan Bergantungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun