Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pertemuan Dua Sahabat

10 Agustus 2024   06:55 Diperbarui: 10 Agustus 2024   07:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mereka pun berjalan menuju warung soto yang terletak di samping stadion. Aroma kuah soto yang gurih segera menyambut mereka begitu mereka mendekati warung. Suasananya sederhana, tapi penuh kenangan. Mereka memilih meja di sudut, tempat favorit mereka dulu.

Saat soto hangat tersaji di depan mereka, Pak Erjati membuka pembicaraan tentang masa lalu. "Kamu ingat, Hartawan, saat kita sama-sama menjabat sebagai kepala madrasah? Rasanya baru kemarin kita sibuk mengurus program-program sekolah."

Pak Hartawan tersenyum sambil mengaduk sotonya. "Tentu saja, Erjati. Waktu itu kita banyak sekali diskusi panjang tentang bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di madrasah. Meskipun kadang berbeda pendapat, kita selalu menemukan jalan tengah."

Pak Erjati mengangguk setuju. "Iya, dan meski tantangannya banyak, kita berhasil membawa madrasah kita meraih prestasi. Itu semua berkat kerja keras dan kerja sama yang baik."

Obrolan mereka semakin hangat, mengenang momen-momen saat mereka harus mengambil keputusan besar, mengatasi berbagai kendala, dan merayakan keberhasilan bersama. Kenangan itu membuat mereka tersenyum, bangga dengan apa yang telah mereka capai.

Soto di depan mereka perlahan habis, tapi obrolan tentang masa lalu terus mengalir. Pak Erjati dan Pak Hartawan merasakan nostalgia yang mendalam, menyadari bahwa meskipun waktu telah berlalu, persahabatan dan kenangan indah itu akan selalu mereka simpan. Hari itu, di sudut warung soto sederhana, mereka kembali merasakan hangatnya kebersamaan dan bangga atas perjalanan hidup yang telah mereka lalui bersama.

Sambil menikmati soto hangat di hadapan mereka, Pak Erjati dan Pak Hartawan semakin larut dalam kenangan masa lalu.

"Erjati, aku selalu kagum dengan perjalanan karirmu. Mengelola madrasah di berbagai tempat bukanlah tugas yang mudah," kata Pak Hartawan dengan nada penuh hormat.

Pak Erjati tersenyum mengenang masa-masa itu. "Ah, itu semua sudah berlalu, Hartawan. Tapi memang, setiap madrasah memiliki tantangan dan keindahannya sendiri. Waktu di MIN 1 Bandar Lampung, aku banyak belajar tentang bagaimana mengembangkan program keagamaan yang lebih intensif. Lalu di MIN Lampung Barat, tantangannya berbeda, karena lokasinya yang jauh dari pusat kota membuat kita harus lebih kreatif dalam mengatur sumber daya."

Pak Hartawan mengangguk, mendengarkan dengan seksama. "Aku ingat, kamu juga pernah menjabat di MIN Kotabumi. Bagaimana pengalamanmu di sana?"

"MIN Kotabumi itu penuh dengan kenangan manis. Meskipun lokasinya di daerah yang cukup terpencil, tapi semangat belajar para siswa dan dukungan masyarakat sangat luar biasa. Dan tentu saja, yang paling berkesan adalah ketika aku di MTsN 1 Bandar Lampung. Di sana, kita bisa mengembangkan berbagai program inovatif yang alhamdulillah membawa banyak prestasi," jawab Pak Erjati dengan nada bangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun