Tentu saja hal tersebut hampir luput dari pemberitaan, dan baru masuk media massa ketika terjadi peristiwa gagal pengereman di Bandung Barat akhir tahun lalu.Â
Pun media massa tidak mengungkit tipe kereta yang mengalami gagal pengereman dan hanya menyebut "kereta kerja" sebagaimana rilis pers. Yang saat itu gagal pengereman adalah lokomotif DF4B nomor 7553 dengan unit mesin pemasangan rel.
Karena hampir tidak masuk media, hal ini sama sekali tidak menjadi polemik. Apalagi status proyek tersebut yang merupakan proyek strategis nasional. Bahkan hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan sarana-sarana eks Tiongkok tersebut.
Kereta bukan baru, jasa, dan penghobi, dan "bodo amat"-nya pengguna
Lewat keberadaan kereta bukan baru, padahal terdapat jasa kepada pengguna. Pengguna dapat terangkut, berangkat dan pulang tepat waktu, dan tidak perlu berdesakan atau menunggu terlalu lama hingga kereta lowong.Â
Pengguna juga sebenarnya tidak peduli alias "bodo amat" mau keretanya berasal dari mana, pengguna hanya peduli hal-hal yang telah disebutkan di kalimat sebelumnya.
Lewat kereta-kereta bukan baru juga secara tidak langsung proyek kereta cepat bisa dicitrakan positif. Pegiat Youtube saat ini banyak sekali yang mengunggah video progres proyek kereta cepat dan menampilkan kereta-kereta kerja eks Tiongkok di videonya.Â
Tak jarang pula ada unggahan video edukasi mengenai spesifikasi atau fakta-fakta menyenangkan tentang kereta-kereta eks Tiongkok tersebut.
Serius, pengguna KRL itu "bodo amat", tidak peduli KRLnya dibeli dari mana. Selain hal-hal tersebut di atas, pengguna KRL cuma peduli dengan panjang formasi KRLnya.
 Di kalangan transportasi, semuanya mungkin sudah mengerti kalau KRL SF8 sudah tidak lagi relevan untuk pengangkutan penumpang di wilayah Jabodetabek.Â