Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 41, Tarung Gendala 2

26 Agustus 2021   14:08 Diperbarui: 26 Agustus 2021   14:12 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf seribu maaf, Eyang, saya tidak melakukan apa-apa. Saya hanya

menghindar sewaktu mereka mengeroyok saya," jawabku.

"Mengapa mereka mengeroyokmu?"

"Mereka tadi meminjam kalungku, sudah kupinjami, tetapi tidak dikembalikan. Waktu saya memintanya kembali, mereka malah mempermainkan saya, tapi saya berhasil merebut kalung itu, Eyang," jawabku sambil menunduk.

"Lalu apa lagi yang terjadi?" tanya Eyang Mpu Barada.

"Mereka bertiga pulang, dan saya melanjutkan panen kacang, sewaktu saya pulang mereka bertiga mengeroyok saya, dan minta kalung saya. Mereka membawa tongkat pentungan, tali sabut, dan clurit. Setiap kali mereka memukul saya, saya menghindar dan gerakan itu memukul balik mereka hingga terluka!" jawabku.

"Sanggra, apakah kau merasakan adanya perubahan dalam dirimu?"

"Ya, Eyang, setiap gerakan saya lakukan untuk membela diri. Meski saya tidak bermaksud melukai, gerakan saya mengakibatkan mereka terluka, seolah tendangan, pukulan dari mereka jika saya hindari malah berbalik memukul mereka sendiri. Selain itu tubuh saya terasa ringan. Setiap kali saya bergerak ada energi luar biasa yang menyerang mereka."

"Nah, kamu tahu arti semua itu? Tenaga dalammu sudah matang. Olah kanuraganmu telah mencapai puncaknya. Kamu harus berhati-hati mempergunakannya, syukurlah kalau kamu menyadarinya. Suatu saat saya akan mengajakmu ke tempat para leluhur moyangmu di tanah Bali. Di pulau Dewata itu kamu bisa mempelajari sejarah para leluhurmu."

"Namun kami berdua memutuskan bahwa hari ini juga kamu harus kembali

ke padepokan Eyang Mpu. Sekarang kemasilah barang-barangmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun