"Ya, Tarni. Untung ya, ada Mbah Karto yang selalu membawa ubo rampe, perlengkapan menginang sehingga kalau ada yang kena lintah bisa langsung ditangani."
"Iya, ya ... terima kasih juga pada Mbah Karto, ya, Mbah."
"Ya, ya, Nduk, ternyata ada gunanya, kan, menginang, selain membuat gigi
 kuat."
"Ya, Mbah," jawab kami serempak.
Beberapa waktu kemudian Mbah Karto memanggil kami untuk berkumpul di gubug. Rupanya Bu Lurah sudah mengirimkan makanan untuk makan siang. Kami pun segera naik dan membersihkan diri, siap untuk beristirahat dan makan siang.
Dari percakapan sepanjang makan siang, aku jadi mengerti bahwa beras yang didapat dari hasil panen bisa dipakai untuk makan selama satu tahun. Bahkan terkadang sebelum habis mereka sudah mendapat beras hasil panen tahun ini. Jadi, soal makanan, mereka tidak kekurangan. Sayur mayur dan buah-buahan diambil dari hasil kebun mereka. Bahkan mereka juga bisa menjual hasil kebun ke pasar terdekat maupun pasar besar di kota.
"Yuk, makan, yuk. Ini nasi jagung masih hangat," seru mbah Karto. "Ini
sesuai dengan permintaan kita kemarin, minta dibuatkan nasi jagung."
"Ini sayur apa, Mbah?" tanyaku. "Oh, ini sayur talas lumbu disayur asem,
Ning. Belum pernah makan, ya? Ayo, cobalah. Enak, kok, seger. Oh, ya,