Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 29, Perutusan Misi Jiwa Kelana (2)

12 Agustus 2021   11:34 Diperbarui: 12 Agustus 2021   11:42 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semburat  Putih  Pelangi  Kasih (  Lukisan  Bp.Y.P  Sukiyanto )

"Ya, Tarni. Untung ya, ada Mbah Karto yang selalu membawa ubo rampe, perlengkapan menginang sehingga kalau ada yang kena lintah bisa langsung ditangani."

"Iya, ya ... terima kasih juga pada Mbah Karto, ya, Mbah."

"Ya, ya, Nduk, ternyata ada gunanya, kan, menginang, selain membuat gigi

 kuat."

"Ya, Mbah," jawab kami serempak.

Beberapa waktu kemudian Mbah Karto memanggil kami untuk berkumpul di gubug. Rupanya Bu Lurah sudah mengirimkan makanan untuk makan siang. Kami pun segera naik dan membersihkan diri, siap untuk beristirahat dan makan siang.

Dari percakapan sepanjang makan siang, aku jadi mengerti bahwa beras yang didapat dari hasil panen bisa dipakai untuk makan selama satu tahun. Bahkan terkadang sebelum habis mereka sudah mendapat beras hasil panen tahun ini. Jadi, soal makanan, mereka tidak kekurangan. Sayur mayur dan buah-buahan diambil dari hasil kebun mereka. Bahkan mereka juga bisa menjual hasil kebun ke pasar terdekat maupun pasar besar di kota.

"Yuk, makan, yuk. Ini nasi jagung masih hangat," seru mbah Karto. "Ini

sesuai dengan permintaan kita kemarin, minta dibuatkan nasi jagung."

"Ini sayur apa, Mbah?" tanyaku. "Oh, ini sayur talas lumbu disayur asem,

Ning. Belum pernah makan, ya? Ayo, cobalah. Enak, kok, seger. Oh, ya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun