kiprahnya menaklukkan kerajaan-kerajaan tetangga lainnya.
 Dia orangnya suka bertengkar dan membuat masalah. Terus terang dan tidak mau mundur. Apa yang diinginkan mesti terkabul, kalau tidak dia akan marah dan menghalalkan segala cara."
Wajah ibundaku dan Bibi Sekar Tanjung semakin pucat pasi. Mereka bicara berbarengan, "Lalu bagaimana mengatasinya?" Dan mereka saling berpandangan, lalu menatapku.
"Kamu sendiri bagaimana, Putriku?" titah Romo memecah keheningan.
"Aduh Romo, Nanda terus terang sangat jijik dan tidak suka dengan omongan dan penampilanya yang kasar, Nanda tahu dia amat sakti, karena Gagah Lintang sontak berhenti ketika dia mencegatnya.
 Juga dia bilang bisa melihat wajah aku meskipun aku memakai cadar dan hanya mataku yang terlihat. Nanda tidak dapat berpikir saat ini, Nanda ingin hening dan mencari pencerahan."
"Baiklah putriku, mohonlah petunjuk pada Sang Hyang Widhi."
"Sedika dhawuh, Romo, Bunda, Paman Narotama dan Bibi Sekar Tanjung,
Nanda mohon diri."
Aku langsung pergi dan ingin membersihkan diri, sambil lewat menuju
keputren kupetik, bunga tujuh rupa: mawar, melati, kamboja, kenanga,