Mohon tunggu...
Monica Sinaga
Monica Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai..Haii.. Hallo Perkenalkan nama saya Monica Cynthia Carolina Sinaga dan saya seorang mahasiswa. Saya suka mendengar musik, berpetualang, berenang dan lainnya yang menurut saya bisa membuat lebih tenang dan relax. Berikut berbagai cerita saya, selamat membaca...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Arti dan Lambang Ulos bagi Batak Toba

29 November 2022   17:06 Diperbarui: 29 November 2022   17:17 2897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

*Monica c c Sinaga*

Dr. Edy Surya, M.Si

Simbol mengambil bagian penting dalam kehidupan manusia sebagai sarana pengungkapan intensitas yang lebih luas dari objek yang terlihat. Erwin goodenough mendefinisikan simbol sebagai barang atau pola yang apa pun sebabnya bekerja, berpengaruh pada manusia, dan melampaui pengakuan semata-mata tentang apa yang disajikan secara harafiah dalam bentuk yang diberikan.

Singkatnya referensi yang bersifat intelektual saja tidak diterima, melainkan daya kekuatan simbol yang bersifat emotif dan mempengaruhi yang merangsang orang untuk bertindak. Simbol mempunyai daya untuk membantu untuk melahirkan pemahaman kita akan sesuatu hal. Simbol adalah sebuah kata atau barang yang mewakili atau mengingatkan suatu entitas yang lebih besar.

Salah satu ungkapan simbolis yang terdapat dalam budaya Batak Toba adalah Ulos. Dari sekian banyak simbol-simbol yang dimiliki budaya batak toba ulos menjadi salah satu bagian yang paling melekat dalam budaya Batak toba. Ulos sebagai hasil peradaban masyarakat Batak Toba pada kurun waktu tertentu, mengandung makna ataupun pesan yang sangat penting yang hendak disampaikan dalam penggunaannya.

Secara harafiah ulos diartikan sebagai selimut yang memberikan kehangatan. Ulos menjadi sebuah lambang simbol yang kompleks bagi budaya Batak Toba karena keseluruhan unsur-unsur yang terdapat di dalam ulos mengungkapkan makna simbolis juga. Unsur-unsur yang terdapat di dalam suatu ulos itu mulai dari warna, ukuran, nama, jenis, ragi mewakili pencarian budaya batak toba dalam hidup, seperti hasangapon (wibawa), hamoraon (kekayaan), hagabeon (kesejahteraan).

Berbicara tentang "peradaban", kita sering mengandaikan bahwa peradaban itu adalah milik dari orang yang telah memiliki pemahaman yang maju dan modern serta aktual mengenai kemajuan dan perkembangan zaman ini. Bagi kita orang Indonesia, terkhusus orang Batak sering terpesona dengan peradaban Barat (Eropa), bahkan menjadikan hal itu sebagai tolak ukur atau titik awal yang mesti dicapai dalam kehidupan untuk dikatakan bahwa sudah beradap. Hal ini, sudah sejak dahulu menjadi permasalahan dan kesalahpahaman yang mengakibatkan bahwa peradaban memiliki tingkat-tingkat tertentu. 

Hal ini membuat bangsa Indonesia umumnya Batak Toba menciptakan sebuah perasaan atau konsep inferioritas (kerendahan mutu atau rendah diri) yang mempengaruhi dalam melestarikan dan mengembangkan identitas atau jati dirinya yang sesungguhnya dari berbagai suku bangsa di belahan dunia.

Suku bangsa batak Toba merupakan salah satu dari sekian banyak suku di Indonesia yang telah mengamalkan peradaban suku bangsanya sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu.  Ulos adalah salah satu unsur budaya peradaban dunia yang mungkin hanya dimiliki oleh 24 suku bangsa di seluruh belahan dunia ini. Salah satu dari sekian banyak suku yang mempunyai kekayaan arti dan makna lambang ulos itu adalah suku Batak Toba. Oleh karenanya, kita patut berbangga hati menjadi bagian dari Bangsa Indonesia yang memiliki peradaban suku bangsa batak itu telah turut ditentukan oleh penciptaan ulos dan pengamalan nilai-nilai ulos.

Ulos bagi budaya Batak Toba selalu dimunculkan dalam acara adat budaya untuk menggambarkan hubungan kekerabatan antara si pemberi dan si penerima ulos, hubungan penghormatan dan penghargaan dari si pemberi dan si penerima ulos, hubungan kekerabatan spiritual dalam doa bagi kehidupan si penerima ulos. 

Ketiga uraian di atas merupakan wujud makna atau manfaat ulos bagi setiap warga masyarakat adat batak. Masyarakat dunia sudah mengakui nilai-nilai budaya peradaban suku bangsa Batak, melalui ritus penyematan ulos adat tersebut dalam berbagai upacara resmi di tano Batak dan di luar tano Batak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun