“ Begini, sebelum Saya mengirimkan nomor rekening, Saya mau konfirmasi dulu, apa betul informasi yang Kita berikan ..... “
“ Oh, silakan bertanya Pak ..... “
“ Kalau betul anda dari kantor pusat, pasti anda bisa menyebutkan lokasi saya berada sekarang ini dengan mendeteksi sinyal seluler saya ..... “
“ Silakan ditunggu Pak ..... “ “ Oh, Bapak berada di titik koordinat sekian sekian di Kabupaten Barru “
“ Oh, benar, Saya memang sekarang berada di Kabupaten Barru, namun untuk lebih meyakinkan, bolehkah Saya menghubungi kantor cabang
Makassar ..... ???“
“ Oh, jangan Pak, kantor cabang Makassar tidak tahu menahu program ini, dan kalau Bapak menghubunginya, hadiah Bapak akan hangus dengan sendirinya ..... “
“ Wah, kalau begitu, Saya tidak yakin dengan informasinya, lagipula yang Kita pakai menghubungi Saya adalah Nomor Komersial dan bukan Nomor Resmi Perusahaan ..... “
Dengan jengkel, Aku segera mematikan smartphoneku. Berkali-kali smartphone itu berbunyi namun tidak kugubris sampai berhenti dengan
sendirinya.
Tiba-tiba layar smartphoneku berkedip-kedip menandakan baterainya sudah kehabisan tenaga. Aku segera mengirim SMS ke rekan guru yang belum muncul-muncul juga dan berharap jika dia mendapatkan sinyal, dia sudah tahu kalau Aku sudah meninggalkan Padangpatu.
Aku segera melihat sekeliling untuk memastikan kembali jalanan yang harus kulewati turun namun sia-sia karena semuanya sama saja Aku lihat. Mau meneropong jelas tidak bisa, karena teropongnya dibawa oleh salah
seorang siswaku.
Tiba-tiba Aku teringat dengan lensa tele 300 mm yang kusimpan di tas kecilku. Aku segera mengeluarkan kembali kameraku dari plastik pembungkusnya dan segera mengganti lensa 55 mm-nya dengan lensa 300 mm. Setelah kuperiksa baterainya dan ternyata masih full, Aku segera mengarahkan kameraku ke berbagai arah dengan harapan bisa melihat kembali jalanan masuk ke kawasan Padangpatu.