Mohon tunggu...
Monginsidi Jalil
Monginsidi Jalil Mohon Tunggu... Guru - Guru

Karena Setiap Jengkal Tanah Air Indonesia Itu Indah, Kawan ..... !!!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Batu Akik dan Misteri Rp. 8 Juta di Puncak Padangpatu

21 Mei 2015   16:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duduk sendirian di puncak gunung tanpa seorang teman dan tanpa tahu arah membuatku seakan-akan berada di tengah lautan luas tak bertepi. Suasana saat itu terasa mencekam karena adanya suara-suara yang seakan-akan memanggil-manggil dari kejauhan. Aku sesekali menoleh ke arah suara-suara itu dan berharap merekalah yang datang. Namun penantianku sia-sia saja.

Aku segera teringat akan smartphoneku yang tadi kumatikan. Segera kunyalakan kembali dan mencoba mengaktifkan GPS dan Mapnya untuk mengetahui posisiku saat itu. Belum sempat titik koordinatku terpampang di layar, tiba-tiba smartphoneku berdering. Karena sedikit kaget, Aku langsung saja menjawabnya tanpa memperhatikan siapa yang menelpon, karena selama ini, jika yang menghubungiku adalah nomor yang tidak terdaftar di smartphoneku, Aku tidak mau menggubrisnya, kecuali jika sudah mengirim SMS konfirmasi yang menjelaskan siapa dirinya.

“ Selamat sore, Apakah Bapak betul bernama Monginsidi Jalil dengan pemilik nomor sekian-sekian dan beralamat di Makassar ..... ??? tanya yang menelpon.

“ Oh, iya, benar, ada yang bisa Saya bantu .... ???“ jawabku.

“ Terima kasih Pak, Kami Customer Service ( sambil menyebutkan salah satu nama Operator Telekomunikasi ) dari Jakarta yang ingin menemui Bapak terkait dengan Nomor Seluler yang Bapak miliki ..... “

“ Memang kenapa dengan nomor saya ..... ???”

“ Begini Pak, nomor Bapak kebetulan terpilih oleh kantor pusat Jakarta untuk mendapatkan uang tunai sebesar delapan juta rupiah, tapi Bapak harus mengambilnya sendiri ..... “

“ Wah, bagaimana caranya, saya tidak bisa ke Jakarta hanya untuk mengambil hadiah itu ..... “

“ Begini saja Pak, kalau Bapak punya nomor rekening, silakan dikirimkan saja kepada Kami, nanti Kami transferkan uang tersebut ..... “

Aku tidak segera mengiyakan permintaan dari yang menelpon, karena pikiranku masih terfokus ke rute jalan yang masih belum kulihat. Aku segera mengakhiri percakapan tersebut karena baterai smartphoneku tinggal 35% dan Aku harus kembali mengaktifkan GPS dan Mapnya.

Smartphoneku berdering kembali dan ternyata dari penelpon yang tadi juga. Aku mencoba mengecek kebenaran dari si penelepon tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun