Mohon tunggu...
mona nurlailaa
mona nurlailaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MAHASISWA, UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menumbuhkan Sikap Toleransi Beragama melalui Kegiatan Gotong Royong di Dusun Tarikolot

23 September 2024   09:10 Diperbarui: 23 September 2024   09:45 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Kegiatan gotong royong harus didasari dengan keiklasan, sukarela, sabar, kepercayaan dan toleransi, dengan kata lain gotong royong mempunyai nilai dengan sendirinya dengan latar belakang kepentingan bersama atau imbalan secara non-ekonomi. Kegiatan gotong royong terdiri atas dua jenis, yang pertama ialah kerja sama yang dilatar belakangi dengan inisiatif masyarakat itu sendiri atau disebut dengan kemaun sendiri tanpa paksaan dari struktur yang ada didalam masyarakat, kerja sama ini disebabkan karena ada kebutuhan yang besar dalam masyarakat. Kedua, kerja sama dari masyarakat itu sendiri, akan tetapi yang melatar belakangi kegiatan gotong royong ini ialah perintah dari structural yang ada didalam masyarakat. Kebijakan yang dibuat oleh atasan yang didasari untuk kesejahteraan bersama. Masyarakat pedesaan memiliki penilaian yang tinggi terhadap yang mereka dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain, dengan katan lain mereka bukanlah masyarakat yang suka berdiam diri tanpa sebuah aktivitas, tanpa adanya sebuah kegiatan. Pada umumnya masyarakat dipedesaan suka dalam melakukan kegiatan gotong royong, namun masyarakat pedesaan perlu diberikan sebuah stimulus yang bisa menarik masyarakat perdesaan dalam melakukan aktivitas.[8]

 

Selain manfaat praktis, gotong royong juga memperkuat hubungan sosial di masyarakat. Ketika orang-orang bekerja bersama, mereka tidak hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga saling mengenal dan memahami satu sama lain lebih baik. Ini membangun rasa persaudaraan dan kepercayaan yang mendalam, yang pada gilirannya mengurangi potensi konflik dan meningkatkan keharmonisan dalam berkehidupan bermasyarakat. Akan tetapi, dengan perkembangan zaman dan modernisasi, nilai-nilai gotong royong terkadang mengalami tantangan. Perubahan gaya hidup dan meningkatnya individualisme seringkali mengurangi frekuensi dan intensitas kegiatan gotong royong. Oleh karena itu, penting untuk terus mempromosikan dan melestarikan nilai-nilai ini, baik melalui pendidikan maupun melalui contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.Dalam era digital dan urbanisasi, gotong royong masih memiliki relevansi yang tinggi. Bahkan di lingkungan kota besar, prinsip gotong royong dapat diterapkan dalam bentuk kerja sama antar tetangga, kelompok komunitas, atau proyek-proyek sosial. Dengan menjaga semangat gotong royong, kita tidak hanya mempertahankan tradisi yang berharga, tetapi juga memperkuat jaringan sosial dan meningkatkan kualitas hidup di masyarakat modern.[9] 

 

Dalam membangun keharmonisan antar umat beragama, sikap toleransi perlu di tumbuhkan dan dijaga agar semangat kolaborasi dapat dirasakan oleh setiap individu. Artinaya, meskipun memiliki kepercayaan yang berbeda hal itu tidak membatasi semangat masyarakat dalam Toleransi antar umat beragama merupakan pondasi penting dalam membangun keharmonisan sosial. Sikap saling menghormati dan memahami perbedaan keyakinan harus terus ditumbuhkan dan dijaga, agar semangat kolaborasi dan kerja sama dapat dirasakan oleh setiap individu dalam masyarakat. Dengan adanya toleransi, perbedaan kepercayaan tidak menjadi penghalang, melainkan sebuah kesempatan untuk memperkaya pengalaman dan mempererat hubungan antar anggota masyarakat. Dalam suasana seperti ini, meskipun kita memiliki kepercayaan yang berbeda, semangat persatuan dan kesatuan tetap dapat terjaga dan berkembang.

 

Agama adalah kepercayaan yang dianut masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa,  dan di dalamnya terdapat berbagai doktrin dan ajaran yang membentuk panduan hidup setiap individu. Namun, jika seseorang secara eksklusif terfokus pada keyakinan pribadi mereka dan secara tegas membedakannya dari keyakinan lain, hal ini dapat memicu konflik yang berkepanjangan dan mengganggu keharmonisan sosial. Perbedaan pandangan dan doktrin yang ada bisa menjadi sumber ketegangan jika tidak diimbangi dengan sikap saling menghargai dan memahami.

 

Oleh karena itu, penting bagi setiap umat beragama untuk menyadari bahwa mengembangkan semangat gotong royong dan toleransi merupakan kunci untuk mencegah terjadinya konflik dan menciptakan kehidupan yang damai. Dengan semangat gotong royong, anggota masyarakat dari berbagai latar belakang dapat bekerja sama dalam kegiatan-kegiatan bersama, memperkuat rasa persatuan, dan membangun jembatan komunikasi yang efektif. Toleransi, di sisi lain, memungkinkan individu untuk menghargai perbedaan, menghormati keyakinan orang lain, dan menghindari sikap eksklusif yang dapat menyebabkan perpecahan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun