P: ahh.. masih saja panas..
Pm: sabarlah.. tunggu sebentar..
Sekarang Parto sepertinya merasa lebih penting untuk meneruskan pembicaraan.. dilihatnya tajam ke arah penjual mie yang sudah duduk dengan sebelah kaki kirinya telekan di bagian kaki kanan.. dihadapannya yang dipisahkan bentangan meja.. tangan kanan Parto menjauhkan mangkuk dan juga gelas minumnya..
P: baiklah.. saya menyerah pak.. saya tak tahu.. beritahu saya.. hahaaa..
Pm: akhirnya.. kamu butuh seni untuk mengetahui ini.. dan saya yakin.. kalau keinginanmu     sekuat proses dan keinginan belajarmu.. maka kau akan berhasil..
Terlihat si penjual mie membetulkan posisi kakinya.. berdiri.. mendekat.. dan kembali menjenjangkan kedua tangannya di hadapan Parto.. tatapannya sekarang tajam.. dan sepertinya.. suaranya sebentar lagi akan menjadi lebih berat lagi.. hanya saja.. sebaliknya.. malah terlihat setengah tergopoh.. penjual mie itu bergerak ke arah kiri dalam melalui pintu bertirai.. ruangan dalam rumahnya.. terlihat sesaat tangannya menunjuk ke bidang tertentu di arah atas hadapan Parto duduk.. Parto mencarinya.. dan menemukan speaker.. Parto terlihat menggeleng.. dan tak lama.. si penjual mie telahpun pada posisi sebelumnya.. dan.. lagu barat band beegees pun menari-nari dari dalam speaker itu.. penjual mie itu seperti menahan nafas.. menatap tajam.. Parto tertegun.. entah bagaimana ekspresinya.. tercampur nada-nada.. sungguh menggelikan..
Pm: dengan berat hati.. saya katakan.. inti politik itu adalah sakit hati..
P: apa?! Sakit hati?!
Pm: ya sakit hati.. adonan menjijikkan dari rasa geram.. dendam.. sayang.. geli dan tak berdaya..
P: hahaaaa... tak mungkin.. sungguh tak mungkin..Â
Pm: begitulah adanya.. kau bukan alien.. kau produk dari masyarakatmu.. hentikan utopia keakuanmu itu..Â