Setelah bertukar nomor telepon dan rencana mengadakan pertemuan lanjutan, mereka pergi dari kafe itu.
Di tengah perjalanan menuju rumah, Jihan bertanya kepada Elkan.
"Kamu mau bantuin Bapak itu?" tanya Jihan.
"Iya," jawab Elkan.
"Kenapa? Kamu gak takut nanti terjadi sesuatu?" Jihan kembali bertanya.
"Tidak. Aku hanya ingin bantu dia. Tidak ada yang aku takutkan," jawab Elkan.
Setelah perjalanan selama 15 menit, mereka sampai di rumah. Jalanan di malam itu terasa sepi daripada sore tadi yang membuat mobil mereka hampir tidak bisa bergerak.
Sesampainya di rumah, Elkan duduk di teras dengan laptop di depannya, dia mulai menganalisis permasalahan Pria Berkaus Biru tadi. Di malam itu, buah hatinya sudah tidur lelap sejak perjalanan pulang dari kafe.
Jihan datang menghampirinya dengan membawa satu gelas kopi cappucino kesukaan Elkan. Mereka lalu duduk berdua di teras dengan suara-suara jangkrik yang menemani mereka malam itu.
"Ini minum dulu," ucap Jihan sambil menyodorkan gelas.
"Hmm, baunya enak," ucap Elkan.