Mohon tunggu...
Moh Ikhsani
Moh Ikhsani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Keluarga Penggibah

9 Juli 2022   00:27 Diperbarui: 11 Oktober 2022   10:40 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari telah tiba, udara sejuk membuat napas begitu lancar, suara-suara ayam jago yang saling bersahutan berhasil membangunkan mereka yang masih lelap dalam tidurnya.

Mimpi-mimpi yang belum selesai terpaksa harus diselesaikan. Sedang mentari mulai menyapa umat manusia pagi itu dengan senyumnya yang indah dari ufuk timur.

Pagi yang sibuk bagi Jessica, dia harus menyiapkan sarapan untuk keempat anaknya. Dia juga harus mengantarkan mereka ke sekolah setiap hari. Pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh Romeo, kini harus dilakukannya seorang diri.

Usai mengantar keempat anaknya ke sekolah, suara telepon berdering dari ruang keluarga. Ternyata Romeo, sang suami yang sedang rindu itu menyampaikan jika dirinya sudah sampai di tujuan. Begitu lega dan gembiranya hati Jessica mendengar kabar baik itu.

Romeo, sosok suami sekaligus ayah dari empat orang anak yang sedang banting tulang mencari lembaran-lembaran euro untuk menghidupi istri dan keempat buah hatinya.

Waktu berjalan semakin cepat, tak terasa sudah tiga bulan Romeo bekerja di luar kota, ini berarti tinggal satu bulan lagi dia akan pulang dan bertemu keluarga kecilnya.

Sudah lama dia tidak merasakan lembutnya bibir istrinya, cubitan nakal Fabio dan Enea, serta jeritan yang seakan memecahkan gendang telinga dari kedua putrinya. Namun, untuk sementara waktu, dia harus memendam rindunya itu.

Memang terasa ada yang kurang di keluarga itu jika tidak membicarakan orang lain. Bagaikan sayur tanpa garam.

Setelah Fajri dan Jihan yang menjadi bahan pergunjingan mereka beberapa waktu lalu. Kali ini Putri yang menjadi sasarannya. Seorang bunga desa yang baru saja menikah itu dipertanyakan Jessica.

Percakapan dimulai ketika berada di dalam mobil. "Kalian lihat gak Putri kemarin itu?" tanya Jessica kepada kedua putrinya.

"Lihat kok, Bu." Jawab Aurora yang duduk di samping ibunya yang sedang menyetir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun