Jam besar di stasiun menunjukkan pukul 08.55, yang berarti keretaku akan segera tiba.
Pagi itu, aku dan ibuku akan mengantar kakakku ke Jakarta yang akan dilanjutkan perjalanannya ke negara Naruto berasal. Negeri yang begitu mempesona dengan kemegahan Gunung Fuji dan keindahan bunga sakuranya.
Semerbak bau harum menusuk hidungku di stasiun kala itu, rupanya kedai Roti O di sudut stasiun yang menjajakan roti dengan cream coffee yang membuatku lapar.
Tampak dari kejauhan, gadis manis itu sudah bersiap-siap untuk memasuki kereta. Aku pun juga bersiap-siap karena kereta yang akan kutumpangi tak lama lagi akan tiba.
Sudah kuduga dari awal, gadis manis itu pasti akan naik kereta yang berbeda denganku. Helm dan barang yang dibawanya tak sebanyak barangku, aku pun menduga lagi jika dia akan menaiki kereta ke kota seberang.
Rasa ingin memandang gadis itu lebih lama sirna ketika kereta yang akan kunaiki berhenti tepat di hadapanku, menutup pandanganku terhadapnya.
Kudorong koper hitam milikku, kulihat kakakku menggendong tasnya, sedang ibuku menenteng kantung plastik yang berisi makan siang kami di perjalanan nanti.
Setelah pintu dibuka, kami masuk dan duduk sesuai tiket kami. Dari jendela kereta, masih kulihat gadis manis itu sudah masuk ke keretanya.
Rinduku seketika memuncak, begitu cepatnya diriku kehilangan sosok gadis manis itu. Aku menyesal karena tak sempat berkenalan dengannya.
Setelah semua penumpang kereta api jarak jauh itu masuk, dan peluit panjang ditiup, kereta pun berjalan meninggalkan Stasiun Klaten tempat kami berangkat.
Perjalanan yang jauh, memaksa kami harus menahan lelahnya perjalanan panjang.